Menjalani hari-hari terakhir as PPDS Senior, cukup banyak lika-likunya
Sebagai info, pada fase PPDS Senior akhir, ada beberapa ilmiah yang harus diselesaikan untuk dapat selanjutnya mengikuti Ujian Evaluasi Nasional (EN) Terpusat
Sebetulnya sejak pertengahan PPDS Senior sudah mulai terbayang deadline harus maju tesis bawah, kemudian presentasi tesis atas dan sajian kasus longitudinal (SKL).
Namun, pada prosesnya selain kemauan diri sendiri sangat penting memiliki teman yang dapat saling mengingatkan dan maju bersama untuk serentetan ilmiah ini
Karena sungguh diperlukan niat, kemauan dan juga support dari lingkungan sekitar
Beruntung saya memiliki beberapa teman luar biasa yang turut andil dalam semua proses tersebut
Alhamdulilahirabbilamin (1)
Setelah pontang panting, beberapa kali revisi dan perbaikan
Karena satu dan lain hal, alhamdulilahirabbilalamin (2) ujian tesis bawah dan tesis atas bisa dijalani intra modul, agak lupa mungkin November 2024 ya.
Meski biasanya tesis atas adalah rerata menjadi ilmiah terakhir, karena lebih dahulu maju presentasi SKL, hal berbeda kali ini
Namun tidak apa semua sah-sah saja
Yang terpenting berusaha diselesaikan dan dikerjakan dengan baik bukan ?
Sungguh, semua terjadi atas izin Allah SWT dan tentunya bimbingan dari pembimbing materi dan pembimbing metodologi yang sangat memudahkan prosesnya
Bagaimana ilmiah lainnya ?
Pada Januari 2025 alhamdulilahirabilalamin (3) dengan beberapa proses yang juga tidak mudah akhirnya bisa maju presentasi SKL yang menjadi penutup ilmiah di dunia per PPDS-an ini
Dengan ini maka genap pula syarat untuk dapat menjadi kandidat EN
Bisa menjadi satu dari 16 orang kadidat EN adalah salah satu hadiah awal tahun yang indah untuk saya pribadi.
Mengingat banyak hal telah terjadi dan proses pendidikan yang dilalui tidak mudah, bisa lulus adalah tentu mimpi besar selanjutnya.
Kami ber-16 menjalani proses belajar yang cukup singkat mengingat berdekatannya jadwal EN dengan terpenuhinya syarat untuk menjadi kandidat EN
Belajar intensif di RS dibimbing oleh guru-guru kami, kemudian ditambah dengan karantina yang cukup lama selama 13 hari.
Karantina pertama di Jakarta, karantina kedua dilanjutkan di kota lokasi ujian EN dilaksanakan, Malang.
Jujur, ini pertama kali bisa ke Malang setelah sebelumnya sempat menjadi wish list salah satu kota yang ingin dikunjungi. Eh dikunjunginya untuk ujian. Hehehe.
Lagi-lagi, Alhamdulilahirabbilalamin (4) ...
Rangkaian Ujian EN atau Ujian Kompetensi (UKOM) pertama berupa ujian multiple choice di Jakarta pada awal Februari 2025. Kemudian dilanjutkan dengan ujian OSCE dan Ujian Kasus Longcase pada 14-15 Februari 2025 di Malang.
Tentu saat di Malang tidak terpikir untuk banyak eksplor wisata kuliner apalagi lokasi wisata yang lain. Juga tidak sempat terpikir untuk mengabari beberapa teman yang sebetulnya banyak sedang menempuh pendidikan di Malang. Memang kondisinya saat itu tidak memungkinkan.
Tidak apa, bismillah ada kesempatan lain lagi ya untuk bisa main-main ke Malang.
Aminnn.
Beberapa hari disana saya pribadi harus bangun pukul 03.00 dini hari setiap paginya mengingat beberapa materi belum selesai dibaca dan tidak cukup terkejar saat belajar bersama dan baru bisa tidur kembali tengah malam.
Teman lain? banyak teman yang bahkan belajar lebih sepertinya, dengan energi yang lebih baik.
Bagaimanapun caranya, kemi tetap bersama berusaha belajar sesuai dengan pace masing-masing namun juga tetap saling mengisi kekurangan satu-sama lain.
Sisa hari-harinya ?
Ya tentu, sepanjang hari review materi, latihan tindakan, pun masih ada bimbingan bersama beberapa guru kami. Sungguh menguras tenaga (bagi saya pribadi, huhuu aging is real).
Berbeda dengan banyak teman lain yang tampaknya sudah cukup siap, saya sendiri cukup takut menjalani ujian ini. Banyak hal yang ditakuti karena merasa tidak cukup belajar dan merasa kurang ini itu, sungguh.
Namun, berkali-kali saya coba yakinkan diri, semua ini akan berakhir dan harus dijalani. Harus dapat dijalani dengan maksimal (Ini final sesh ci !!! gumam dalam hati setiap kali lelah).
Mungkin karena kurang istirahat dan cukup berat persiapan ini bagi saya, di hari ujian yang ditunggu-tunggu malah sudah mulai drop.
Beruntung ada Mba Dinda as our chaperon yang bisa menjadi "dukun" dadakan kala itu yang tanpa dia mungkin saya hanya bisa tidur di kamar sepanjang waktu.
Sekali lagi, alhamdulilahirabilalamin (5) meski kurang fit masih dapat menjalani ujian OSCE dan Longcase dengan baik,
I wish, as good as I can.
Akhirnya, pada 24 Februari 2025 bertempat di gedung pertemuan Universitas Brawijaya Malang, dilakukan penutupan UKOM dan pengumuman kelulusan perserta UKOM, dan hasilnya ......
Alhamdulilahirabbilalamin (6 sd ratus ribu hingga juta-juta kali), atas doa orangtua anak dan suami saya bisa lulus ujian dan menjadi salah satu dari 3 peserta terbaik dalam ujian UKOM ini:
Terima kasih ya Allah atas hadiah manis ini di akhir pendidikan 4 tahun yang penuh dengan up and down.
Entah hal baik apa yang pernah saya lakukan, sampai saya layak untuk ada di tempat ini. Namun, saya yakin semua ini terjadi tidak karena usaha saya pribadi tetapi juga ada dukungan dan doa dari banyak pihak.
Alhamdulilahirabbilalamin (ratus juta juta kali)
Finally, dr. Astri Sulastri Prasasti, Sp.A
I dedicate this title to my parents, husband and my son as well as the teachers, friends, and all of my patients who were always there in the process...