Ahh alhamdulilah, akhirnya bisa ngerasain liburan juga setelah sekian lama, jenuh sama crowdednya kampus. Emang sih kadang kalo lagi nyantai gini malah kangen dan bingung mau ngapain, paling seharian dikamar, ngerjain kerjaan rumah, tidur-tiduran, nulis, baca, nontong TV ya gitu deh :) Waktu buat kaya gini itu jarang banget aku dapet, sekalinya dapet langsung legaaaaaaaaa banget deh :D Liburan ini jadi liburan nanggung buat aku karena harus siap-siap buat banyak kegiatan lagi, gak sabar deh buat cepet-cepet nyelesain semuanya. Yang indah itu, berproses sesuai dengan waktunya, kalo kecepetan gak enak, kelamaan juga gak enak, so sabar aja deh. Let everyting go with the flow :))
Pagi-pagi gini banyak banget pikiran aneh-aneh yang memenuhi isi kepala aku. Salah satunya tentang paradigma sombong. Aku kurang setuju dengan kata sombong yang membabi buta, karena sombong itu dari hati hey. Jadi kalo kita ngelakuin apapun dengan hati yang biasa aja dan dilihat sombong itu sih orangnya aja yang sensitif. Ini udah sempet dibahas bahkan dalam verifikasi LEM dan DPM tentang program kerja Departemen Kewirausahaan. Mungkin cerita ini menjadi salah satu contoh yang bagus,
Koor Kewirus (Uray) : Tadinya kami berencana mau bikin baju atau kemeja FK UII gitu mas, tapi kami bingung gimana-gimananya, karena kemaren ada yang gak setuju
DPM : Loh kenapa ? Bagus ko itu idenya, jadi kita punya identitas kan ?
Uray :Iya tapi katanya takut sombong mentang-mentang FK, ditulis segala lagi '-'
DPM : Gak lah gak apa, sombong kan dari hati. Itu sih orangnya aja yang sirikan liatnya, terlalu sensitif. Padahal niat kita kan cuma sebagai identitas aja, supaya semua angkatan jadi seragam :)
Uray : Jadi gak apa nih mas, dimasukin aja?
DPM : Kamu pikirin aja, apa dengan kita nulis asal dan identitas kita dengan lengkap itu dibilang sombong, kalo iya gak usah.
Uray : hmmmmm jadiin aja deh mas, toh yang penting niat kita bukan sama sekali untuk sombong :)
Yes, akhirnya tahun ini semua anak FK UII punya kemeja dan jas baru buat identitas kami dan kami seragam deh :) Bayangkan kalo semua orang gak ngerti bahwa sombong itu gak bisa diukur dengan sangat sederhana lewat kata-kata misalnya, lewat tulisan apalagi, atau lewat apa deh.Mungkin dunia ini penuh dengan keburukan dan prasangka-prasangka yang tidak tidak dan saling menjelekkan satu sama lain. Astagfirullah -___- Meskipun menurut 'kita' kata-kata dari seseorang terlihat melebay tapi gak bisa suudzon juga lah sebelum 'kita' tau maksudnya apa dan bagaimana si pemberitanya. Karena sombong itu urusan hati jadi emang rasa susah gimana cara mengertinya :) Kalo untuk aku sih, aku gak terlalu mau untuk banyak menilai sombong gak, sombong gak, terserah niatnya apa yang jelas kalo emang yang dibilang itu positif dan bisa diambil manfaatnya, gak masalah :) Toh misalnya pun, kata-katanya itu sensitif bagi telinga 'kita', 'kita' gak bisa juga dong menjuduge orang sekenanya. Banyak hal yang tidak 'kita' mengerti terjadi diluar diri 'kita'. Oleh karena itu Tuhan menciptakan kebijaksanaan untuk kita bisa menilai semuanya dengan lebih arif. Kearifan itu tidak hanya dengan mendengar tetapi juga berpikir lebih positif untuk orang lain. semoga kita termasuk orang-orang berhati bersih yang tidak pernah berpikir negatif untuk orang lain ya . Amiiiin Ya Rab :D
Isi pikiran aku juga ada tentang mencari kebahagiaan. Ada cerita bagus yang aku dapet dari si Hubby bebek :
Di suatu tempat dengan latar belakang kehidupan yang biasa ini ada dua orang kakek dan nenek yang jalan ditengah derasnya hujan. kakek nenek itu menutup diri dengan sehelai daun pisang yang panjang kemudian lewatlah motor dengan sangat kencang disamping mereka, sehingga air yang tergenang dijalanan membuncah dan mengenai mereka, kemudian berkatalah si kakek
Kakek : Astagfirullah, coba ya nek, kita punya motor. pasti kita gak akan keujanan kaya gini
(sambil membersihkan baju yang kotor dengan lumpur digenangan tadi)
Diwaktu yang sama dengan lewatnya motor tadi, ada bus yang juga melewati motor dengan kecepatan tinggi,
Kata si Pengendara motor : Andai aku ada di dalam bus itu, pasti sekang aku gak perlu cepet-cepet melawan hujan karena didalam sana tidak sedingin diluar sini
dan didalam bus itu duduklah seorang bapak melihat mobil mewah yang melaju dibelang bus
Bapak : Coba saya punya mobil mewah sendiri ya, mungkin saya gak akan naik bus seperti ini yang baunya sungguh gak mengenakkan
Sedangkan pengendara di mobil mewah adalah seorang wanita yang ditinggal lama oleh suaminya untuk bekerja, wanita setengah baya itu juga mekihat kakek dan nenek yang terlihat sangat manis dan bersahaja
Wanita : andai suami saya tidak sibuk dan bisa sepeti kakek dan nenek itu, pasti saya sekarang bahagia
Gimana ceritanya ?
Tentang cerita ini banyak tafsir yang pasti ada. Mencari kebahagiaan bagi sebagian orang berarti tidak mensyukuri keadaan yang sekarang. Bagi sebagian yang lain berarti menginginkan kebahagiaan orang lain juga terjadi pada kita dengan kata lain iri. Tetapi bagiku itu semua sah dalam kemanusiaan. Selama tidak menjadikan kita orang yang kufur nikmat terhadap semuanya, selama itu malah menjadi motivasi diri untuk semakin maju dan menjadi pribadi yang lebih keras untuk berjuang dan berdoa, semuanya sah dan baik :) Karena toh sudah menjadi kodrat manusia untuk selalu mencari yang terbaik bagi dirinya untuk mencapai kebahagiaan, tetapi jangan sampai menjadi orang yang tidak pernah puas juga. Oleh karena itu, segala keinginan untuk bahagia tadi harus dibarengi dengan keimanan kepada sifat sifat Ketuhanan sehingga kita menjadi sadar betul mengenai batasan takdir dan usaha :) Oleh karena itu Tuhan menulisakan dalam firmannya bahwa "Tidak akan Kuubah nasih suatu kaum, sampai kaum itu mengubah nasibnya sendiri"
Dari dua cerita tadi semoga kita semua termasuk dalam orang-orang yang pandai menjaga hati dan tidak mudah menilai orang dengan suudzon. Semoga kebaikan dan kebahagiaan orang lain senantiasa menjadi motivasi dan refleksi diri bagi kita. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu berusaha dan pandai bersyukur. Amiiiin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar