Gak kerasa ya, minggu demi minggu udah dilewatin. Sekarang udah mau minggu ke IV aja, terus minggu ke V, terus balik Purbalingga deh. Udah kangen banget sama semuanya disana :')
Minggu ketiga ini SUPER banget, super main perasaan, super main mood, super semuanya. Tiga hari pertama, kami sekelompok masih ada di poli Jiwa. Selama minggu ke II di Poli, dr.Anis yang paling sering kami buntutin. Itu dokter Sp.KJ yang keren abissss. Excelent service banget, pendengar yang baik, penasihat yang baik, perhatian, lembut, dan care sama semua pasiennya. Serius deh, kalo sama beliau tuh gak ada kata gak enak, karena beliaunya open, kayak bapak sendiri.
Beda lagi dengan DPK kami yang super tegas. Hari pertama ketemu beliau aja udah sport jantung. DIBENTAK MENNNN! sampe bikin serba salah dan takut. Mau ngomong takut, gak ngomong juga takut salah. Saya nih terutama. Baru aja baca status udah dibilang NYEBELIN SUARANYAAAAA. SALAAAAH GUEEEEEE gitu?????!!!!!! Dari sananya udah begini ibuuuk sayaaaaaaaaaang :'( Status kebelakang, isinya cuma bentakan, bentakan, dan bentakan. Gak selesai deh tuh status dibaca. Sejak itu, saya jadi makin sungkan sama beliau. Pengen banget saya nunjukin kalo saya itu bisa. Gak kayak yang dia kira. Tapi, yasudah lah. Gak ada untungnya juga main watak-watakan. Manut, berusaha lebih baik, cukup. Mau diterimanya gimana, terserah :"))
Daaaaan, jackpot banget. Hari ketiga di Minggu ketiga di Poli ketemu beliau lagi. Sumpah ya, itu ruangan berasa neraka. Diem, sunyi, saya sendiri cuma liatin dengan seksama cara beliau menangani pasien. Bener-bener cuma liat. Gak berani ngapa-ngapain. Fyuuuuuhh! Saya rasa pasiennya juga ngerasain perasaan dan hawa-hawa ketegangan yang sama deh. Tapi saya sadar, ini tantangan buat saya. Ujian mental. Dan saya harus siap, siap, siap. Saya janji, kedepan pas ketemu beliau lagi dalam kesempatan apapun, saya gak boleh kena bentak lagi. Gak boleh!
Tiga hari terakhir di minggu ketiga, kami pindah ke bagian Tumbuh Kembang Anak. Disini lah saya bener-bener belajar banyak hal, ya banyak hal. Di bagian tumbuh kembang ini, kami melayani anak-anak spesial yang berkebutuhan lebih daripada anak-anak lain pada umumnya. Ada terapi wicara untuk anak yang tuli dan mengalami keterlambatan berbicara, juga untuk anak yang hiperaktif. Ada juga terapi okupasi untuk anak-anak lumpuh, terinfeksi virus, retardasi mental, autis, dan lain-lain. Dan HARUS saya akui, mereka semua HEBAT!!! Jauh lebih hebat dari yang saya bayangkan, bahkan jauh lebih hebat dari diri saya sendiri.
Pasien hebat saya pertama berinisial E, anak perempuan, usia 8 tahun. E adalah anak istimewa dengan hidrosefalus kronis yang sudah melewati proses operasi, tapi sampai sekarang masih ada selang di kepalanya untuk mengalirkan cairan kedalam tubuh. E juga mengalami kelumpuhan pada kedua kaki dan tangannya karena virus Toksoplasmosis maka keempat anggorata geraknya sudah mengecil karena lama tidak digunakan. Selain itu E juga buta sejak lahir. Setiap satu minggu, E harus menjalani terapi okupasi untuk mengajarinya bergerak, dengan harapan, suatu hari nanti, dia bisa mandiri. Tau rasanya liat dia menjalani terapi???? SAKIT.
Di usia yang masih sekecil ini, dia harus jadi anak yang spesial. E gak pernah minta begitu kan? Begitu juga kedua orang tuanya ;( E anak yang manis. Sampai saya berpikir Allah mungkin tepat membuat E istimewa, karena di usia semua itu E jadi anak yang super sabaaaaar, baiiiik, lembut, aaaaaaah hatinya cantik, cantik sekali. E gak pernanh sungkan menjawab semua pertanyaan yang ditujukan padanya, meski saya tau banget, dia sendiri gak pernah tau siapa yang bertanya. Melihat orang tuanya yang sabar mengurus E, tidak bisa saya bayangkan seberapa besar cinta orang tua E :'))
Di usia yang masih sekecil ini, dia harus jadi anak yang spesial. E gak pernah minta begitu kan? Begitu juga kedua orang tuanya ;( E anak yang manis. Sampai saya berpikir Allah mungkin tepat membuat E istimewa, karena di usia semua itu E jadi anak yang super sabaaaaar, baiiiik, lembut, aaaaaaah hatinya cantik, cantik sekali. E gak pernanh sungkan menjawab semua pertanyaan yang ditujukan padanya, meski saya tau banget, dia sendiri gak pernah tau siapa yang bertanya. Melihat orang tuanya yang sabar mengurus E, tidak bisa saya bayangkan seberapa besar cinta orang tua E :'))
Pasien hebat saya kedua berinisial R, anak laki-laki usia 7 tahun. Sejak berumur 3 bulan E sudah mengalami spastik dan kejang di seluruh tubuhnya. Sekarang, posisi tubuh R sudah tidak seperti anak kebanyakan, kaki tangannya melipat, berubah bentuk, dalam bahasa kedokteran disebut kontraktur, ukurannya juga sudah sangat mengecil. R tidak dapat berbicara apalagi melakukan kontak mata. Menangispun, gak ada air mata yang keluar. R terkena virus Toksoplasmosis. R adalah anak pertama dari 3 bersaudara, dan hanya R yang spesial. R yang harusnya jadi anak yang paling dinantikan, R yang harusnya bisa jadi tuntunan adik-adiknya, harus memiliki kelebihan ini ;'''') Orang tua R bercerita kepada saya bagaimana perjuangan R sejak dia lahir. Bagaimana orang tuanya harus berusaha menerima dengan hati yang lapang bahwa R anak istimewa dan sampai dia besar, akan tetap begitu. Orang tua R dengan cinta yang luar biasa terus mengusahakan kesembuhan anaknya. Minimal R bisa duduk dan berjalan sendiri, itu sudah cukup, kata bapaknya dengan mata berkaca-kaca. Tau rasanya????? REMUK !!!
Gak kebayang, gimana saya jika ada di posisi orang tua R yang luar biasa hebat. Mungkin saya gak akan setegar itu, mungkin saya gak akan sehebat bapak itu. Gak kebayang juga bagaimana perasaan R saat menerima semua perlakuan orang-orang terkasihnya dan dia sama sekali gak punya kekuatan untuk membalas. Mungkin mau, mungkin, tapiiiiii untuk ngomong aja susaaaah. Hmmm.
Dari mereka semua, saya banyak belajar tentang kasih sayang, dan cinta
yang tulus. Bagaimana keterbatasan, keistimewaaan gak menjadi
penghalang. Anak-anak dengan kebutuhan berlebih itu hebat, mereka masih
bisa tersenyum, masih bisa bahagia, masih bisa bersemangat, dan masih
punya cita-cita. Malu rasanya sama diri saya sendiri yang kadang
berkebalikan, padahal secara fisik dan akan, saya jauh lebih beruntung
dari mereka ;"""""""""")
Lain lagi dengan A, L, D, N dan banyak anak-anak lain yang menderita autisme serta retardasi mental. Saya sadar semua yang saya miliki sudah jauh dari cukup. Semua cobaan dan ujian yang saya alami selama ini sama sekali gak sebanding dengan keistimewaan mereka. Gak ada satau alasanpun untuk saya mengeluh apalagi gak bersyukur. Gak ada satu alasanpun untuk saya gak belajar. Gak ada satu alasanpun untuk saya gak berusaha maju. Terima kasih adik-adikku sayang. Terima kasih atas ilmunya. Love you all so damn much much much!!!! Kalian harus terus ikut terapi ya sayang, insyaallah semua akan jauh lebih baik, someday. TETAP SABAR, SEMANGAT DAN PENUH CINTA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar