Gado-gado adalah satu jenis makanan yang terdiri dari berbagai macam sayuran disiram dengan bumbu kacang yang berasal dari Jawa Barat. Gado-gado banyak dinikmati oleh berbagai kalangan, apalagi remaja putri yang niat banget diet. Maklum kandungan lemak dan kolesterolnya rendah sekali karena isinya hanya sayur-sayuran. Tapi maaf, saya tidak berniat untuk menceritakan gado-gadonya lebih lanjut. Saya hanya ingin menggambarkan keadaan RS yang mirip gado-gado, berbagai macam orang dengan latar belakang dan keadaan yang berbeda-beda tapi semua jadi satu bumbu yaitu bumbu kacang, eh bumbu harapan maksudnya (maaf sedikit jayus alias gak lucu alias krik krik :p)
Dari mulai cerita sedih romantis, krik-krik moment, ceria, lucu, ngakak, sampe yang genting mendesak ada di RS. Yang sedih romantis udah banyak ya yang sudah saya ceritakan. Sekarang saya akan menceritakan sisanya.
Pada awalnya saya heran kenapa pasien dengan gangguan jiwa banyak mengunjungi poli syaraf, tapi belakangan saya mengerti bahwa gangguan jiwa bagi sebagian orang adalah hal yang tabu, sedangkan bagi sebagian orang yang lain dianggap biasa, ya gangguan biasa, gangguan saraf (padahal bukan syaraf; syaraf dengan saraf di masyarakat adalah dua hal yang berbeda). Pasien gangguan jiwa ini unik, dengan berbagai tipe dan berbagai derajat. Awalnya saya kira gadis manis pendiam yang sedang saya layani adalah gadis pendiam dan penurut. Terbukti, dia menuruti semua yang saya katakan walaupun kadang hanya dengan anggukan kepala. Sambil duduk menunggu nomer antrian gadis itu diam dan terlihat memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Setelah masuk ke ruang pemeriksaan, kondisinya berubah seketika, menjadi sedikit centil dan senyam senyum sendiri.
"Ini ada keluhan apa ?" sapa dokter spesialis syaraf yang menjadi dokter pembimbing saya kepada gadis yang sedang senyam senyum didepannya.
"Ah gak, semua sudah diatasi kok, cuma tingga kepala aja .....hehehhee" Jawabnya dengan serius dan tetap senyam senyum.
"Ini dok, sering ngelamun (bengong) sendiri kalau sudah di rumah, atau kadang dimana saja diem sendiri" kata laki-laki pengantar menjelasnkan dengan sabar kepada dokter nya.
"Oh, iyaa.....asmanipun sinten mbak ?" tanya dokter dengan ramah.
"Oh itu kemarin, saya pusing, terus sudah diatasi oleh kedua orang tua, sekarang pulsa saya habis ..." jawab gadis itu malu-malu
"Hah pulsa habis?" Tegas dokter
"hehehehhehe anu...anu hehehehhee" jawab gadis itu dengan sumringah
"Ini dok, emang gak masuk akal" Terang si pengantar
Lalu, dokter spesialis penyabar ini langsung menuliskan resep dan saya dan dila hanya senyam senyum saling berpandangan melihat sikap dan kelakuan gadis ini. sambil malu-malu dia melirik ke arah dokter yang kebetulan masih muda dan cukup ganteng itu. Lalu, kadang dia bangun dan berjalan ke arah belakang si dokter sambil senyam senyum dan malu-malu. Lucu sekali, seperti gadis kecil yang baru menemukan mainan yang dia suka. Lalu setelah dokter menyerahkan resep dan memberikan edukasi yang cukup pada pasien, gading itu langsung menarik tangan si dokter dan dengan seketika menciumnya. Lalu sambil malu-malu gadis itu keluar dan wajahnya terlihat lebih segar memerah dari sebelumnya.
Tidak beberapa saat, saya, dila dan dokter pembimbing saya terdiam lalu tertawa bersamaan :D
Banyak sekali kasus kasus serupa yang memberikan angin segar di dalam ruang pemeriksaan. Bahkan baru-baru ini ada bapak yang terlihat normal dan bersemangat tapi ternyata mengidap psikosis. Dia bercerita bahwa tubuh manusia terdiri dari elemen air, api dan tanah (sama dengan yang ada di film Avatar "The Legend Of Ang"). Lalu dengan bersemangat, bapak itu menceritakan bahwa indera manusia memiliki kekuatan tersendiri untuk merefleksikan penyakit yang ada di dalam tubuh. walaupun perkataannya sedikit ngawur dan mengada-ada tetapi bapak muda itu sangat percaya diri dan yakin dengan keyakinannya. Dia berkata bahwa nyeri tangan yang dia alami (secara medis hanya nyeri otot biasa) adalah gejala spesifik bagi suatu penyakit serius yang harus ditangani dengan cepat. Dengan menggebu bapak itu melanjutkan bahwa dia tidak pernah sakit sebelumnya, tidak juga berolahraga. Jika ingin berkeringat, ia cukup masuk mobil dan menutup semua pintu ventilasi, lalu berdiam diri didalam sana, hingga berkeringat. Jika kekurangan panas, dia lalu keluar rumah pada siang hari dan berjalan di atas aspal tanpa alas kaki sampai tubuhnya cukup panas. Dan jika dia kekurangan elemen tanah, dia lalu berguling diatas tanah hingga tubunya berlumuran lumpur. Begitu seterusnya.
Selama bapak itu "BERORASI" sang istri yang juga perawat di RS itu hanya senyam-senyum sendiri melihat dokter yang kaget dan kebingungan mendengan penjelasan suaminya. Dia terlihat malu tetapi sesekali meluruskan penjelasan suaminya itu.
Untungnya dokter yang ada didepan bapak dengan emosi membara itu adalah dokter yang sabar dan baik hati. walaupun terapinya tidak dipercaya dan dianggap tidak mampu mengobati, dokter hanya tersenyum manis sambil memberi edukasi seadanya. Sembari menyerahkan resep, si bapak masih terus "berorasi" dan berlalu begitu saja...
Lagi-lagi kami terdiam, saling berpandangan satu sama lain, dan tidak lama tawa meledak diantara kami :D
Begitulah pasien-pasien pembawa kegembiraan di poli syaraf. Masih banyak lagi loh kasus-kasus yang menggelitik seru. Tunggu ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar