Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
Tahun 2011
IDENTITAS
I. Identitas Orang Tua
Nama Istri : Ny. F Umur : 18 tahun Alamat : Brontokan Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pekerjaan : Ibu rumah tangga | Nama Suami : Bpk. A Umur : 18 tahun Alamat : Brontokan Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta |
II. Identitas Anak
Nama Anak : An. A
Umur : 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Brontokan
Agama : Islam
Tanggal lahir : 30 Oktober 2010
Berat badan : 7,9 kg
Tinggi badan : 68 cm
ANAMNESIS
Selama ini ibu mengaku tidak ada mengalami masalah dalam tumbuh kembang pada anaknya. Anak tersebut tumbuh dan berkembang sama seperti anak-anak lain seumurannya.Sekarang anak sudah bisa bercanda-canda dengan ibunya. Sudah bisa berdiri dan bekata-kata meskipun hanya satu dua kata. Anak juga termasuk anak yang sehat dan belum pernah menderita sakit yang mengganggu. Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak mengalami gangguan menyusui ataupun tidak mau menyusui, hingga saat ini anak masih mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya. Dalam satu hari, anak bisa menyusui hingga 5-6 kali. Meskipun terkadang ibu sering memberikan makanan tambahan sejenis roti dan jajanan lain. Sekarang anaknya, sudah bisa bermain-main dengan ibu, memegang benda dan memainkannya sendiri, bediri, berjalan dan berkata-kata walaupun masih terbatas.
PENGUKURAN STATUS GIZI ANTROPOMETRI DAN INTERPRETASI
Jenis Kelamin = Laki-laki
Usia = 7 bulan
Panjang Badan = 68 cm
Berat Badan = 7,9 kg
Tabel Penilaian Status Gizi
Dimensi | D.S -1 | Median | D.S +1 |
PB/U | 66,8 | 69,5 | 72,2 |
BB/U | 7,4 | 8,3 | 9,3 |
BB/PB | 7,3 | 8,0 | 8,8 |
Pengukuran Status Gizi Menggunakan Z Score
Rumus Pengukuran Gizi :
Z – score =
BB/U = = 7,9-7,4 = 0,06
9,3-7,4
PB/U = = 68 - 66,8 = 0,22
72,2-66,8
BB/PB = = 7,9 – 7,3 = 0,85
8,0–7,3
Penilaian Status Gizi Standart Baku : WHO-NCHS
INDEKS | BATAS PENGELOMPOKAN | STATUS GIZI |
BB/U | - < -3 SD - 3 s/d < -2SD - -2 s/d +2 SD - > + 2 SD | Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih |
TB/U | - < -3 SD - - 3 s/d < - 2SD - - 2 SD s/d + 2 SD - > + 2 SD | Sangat Pendek-wasted Pendek Normal Tinggi |
BB/TB | - < -3 SD - - 3 s/d < - 2SD - - 2 SD s/d + 2 SD - > + 2 SD | Sangat kurus Kurus = Stunted Normal Gemuk |
NO | BB/TB | BB/U | TB/U | STATUS GIZI |
1 | Normal | Rendah | Rendah | Normal, pernah kurang |
2 | Normal | Normal | Normal | Normal |
3 | Normal | Tinggi | Tinggi | Jangkung, masih baik |
4 | Rendah | Rendah | Tinggi | Saat ini kurus sekali (+2) |
5 | Rendah | Rendah | Normal | Saat ini kurus (+) |
6 | Rendah | Normal | Tinggi | Saat ini kurus |
7 | Tinggi | Tinggi | Rendah | Gemuk |
8 | Tinggi | Tinggi | Normal | Lebih tidak obesitas |
9 | Tinggi | Normal | Rendah | Lebih pernah kurang |
10 | Rendah | Rendah | Rendah | Malnutrisi kronis sejak lama sampai sekarang |
Berdasarkan penilaian status gizi standart baku WHO-NCHS didapatkan hasil :
- BB/U : Gizi Baik
- TB/U : Normal
- BB/TB : Normal
Maka simpulannya, anak memiliki status gizi dan tumbuh kembang yang nomal
PENGUKURAN DENVER II DAN INTERPRETASI
Denver II digunakan untuk menolong petugas kesehatan petugas kesehatan menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan potensial anak berumur 0-<6 tahun. Denver II merupakan revisi dari Denver Development Screening Test (DDST). Denver II dapat digunakan untuk menilai :
1. Tingkat perkembangan anak sesuai dengan umur-umurnya
2. Anak-anak yang tampak sehat berumur diantara bayi baru lahir hingga <6 tahun.
3. Anak-anak tanpa gejala kemungkinan adanya kelaian perkembangan
4. Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelaian perkembangan
5. Melakukan monitor anak-anak dalam resiko terhadap perkembangannya
Denver II bukan merupakan tes IQ dan bukan peramal kemamouan adaptif atau intelektual anak di masa mendatang. Penilaian ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosa seperti ketidakmampuan dan kesukaran belajar, gangguan bahasa atau gangguan emosional. Juga tidak untuk substitusi evaluasi doagnostik atau pemeriksaan fisik, namun, lebih kearah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang sesuai. Denver II terdiri dari 125 item yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi-fungsi seperti sektor personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa dan motorik kasar (Frakenburg et all., 2004).
Dari hasil pemeriksaan Denver II, didapatkan :
a. Personal Sosial :
- Menatap muka : bisa
- Membalas senyum pemeriksa : bisa
- Tersenyum spontan : bisa
- Mengamati tanganya sendiri : bisa
- Berusaha mencari mainan : bisa
- Makan sendiri : bisa
- Tepuk tangan : gagal
- Menyatakan keinginan : bisa
- Daag-daag dengan tangan : gagal
- Main bola dengan pemeriksa : gagal
- Menirukan kegiatan : gagal
- Minum dengan cangkir : gagal
b. Adaptif-motorik halus :
- Mengikuti ke garis tengah : bisa
- Memegang icik-icik : bisa
- Tangan bersentuhan : bisa
- Mengikuti 180’ : bisa
- Mengamati manik-manik : bisa
- Meraih : bisa
- Mencari benang : bisa
- Menggaruk manik-manik : bisa
- Memindahkan kubus : bisa
- Mengambil 2 kubus : bisa
- Menegang dengan ibu jari dan jari : bisa
- Membentukan 2 kubus : bisa
- Menaruh kubus di cangkir : gagal
- Mencoret-coret : gagal
- Ambil manik-manik ditunjukkan : gagal
c. Bahasa :
- Bereaksi terhadap bel : bisa
- Bersuara : bisa
- Oohh/aah : bisa
- Tertawa : bisa
- Beteriak : bisa
- Menoleh ke bunyi icik-icik : bisa
- Menoleh kearah suara : bisa
- Satu silabel : bisa
- Meniru bunyi kata-kata : bisa
- Papa/Mama tidak spesifik : gagal
- Kombinasi silabel : gagal
- Mengoceh : gagal
- Satu kata : gagal
d. Motorik Kasar :
- Gerakan seimbang : Bisa
- Mengangkat kepala : bisa
- Kepala terangkat 45 derajat : bisa
- Kepala terangkat 90 derajat : bisa
- Duduk kepala tegak : bisa
- Menumpu beban pada kaki : bisa
- Dada terangkat menumpu pada lengan : bisa
- Membalik : bisa
- Bangkit kepala tegak : bisa
- Berdiri dengan pegangan : bisa
- Bangkit untuk berdiri : gagal
- Bangkit terus duduk : gagal
- Berdiri 2 detik : gagal
Interpretasi Denver II :
Segi | Lulus–Normal | Lulus-Advance | Gagal-Normal | Gagal-Caution | Simpulan |
Personal Sosial | 6 | 1 | 3 | 1 | Normal |
Adaptif-Motorik Halus | 10 | 2 | 3 | - | Normal |
Bahasa | 11 | - | 4 | - | Normal |
Motorik Kasar | 10 | - | 3 | - | Normal |
PENGUKURAN KPSP DAN INTERPRETASI
Kuesioner Pra Skiring Perkembangan Anak (KPSP) adalah daftar 9-10 pertanyaan singkat kepada orang tua mengenai kemampuan yang telah dicapai oleh anaknya yang berumur 0-6 tahun, untuk mengetahui apakah perkembangan anaknya sesuai atau menyimpang (Panduan Keterampilan Medik, 2011).
Interpretasi KPSP :
- Interpretasi jawaban Ya atau Tidak. Yaà anak bisa atau pernah melakukan, Tidak à anak belum pernah atau orang tua/pengasuh tidak tahu.
- Hitunglah jumlah Ya
- Apabila jumlah Ya =9 atau 10, berarti perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya
- Apabila jumlah Ya = 7 atau 8, berarti meragukan (M)
- Apabila jumlah Ya = 6 atau kurang, kemungkinana ada penyimpangan (P)
(Panduan Keterampilan Medik, 2011
Intervensi KPSP :
- Bila tahapan perkembangan sesuai umur anak (S), lakukan pujian kepada ibu, teruskan pola asuh anak, lakukan stimulasi sesering mungkin, ikutkan anak pada kegiatan-kegiatan dan lakukan penilaian ulang KPSP setiap 3 bulan.
- Bila tahapan perkembangan meragukan (M), berikan dukungan apda ibu untuk lebih sering melakukan stimulasi, ajarkan cara melakukan stimulasi, lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya oenyakit yangmenyebabkan penyimpangan, lakukan KPSP ulangan 2 minggu kemudian dan jika hasilnya tetap maka kemungkinana ada penyimpangan (P).\
- Bila perkembangan ada penyimpangan (P) segera rujuk ke Rumah Sakit
(Panduan Keterampilan Medik, 2011)
KPSP Anak Umur 6 Bulan
Interpretasi KPSP = Jumlah jawaban Ya à 9 sehingga bisa dikatakan bahwa tumbuh kenang anak tersebut sesuai dengan umur anak (S). Ibu dapat terus melakukan stimulasi yang penting bagi tumbuh kembang anak. Penilaian KPSP dapat diulang 3 bulan kemudian.
PEMBAHASAN
Tumbuh kembang anak normal dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu :
- Faktor Genetik/Faktor herediter : Faktor ini ditandari dengan intesitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
- Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak : kebutuhan terhadap Asuh (kebutuhan fisik biomedik seperti kebutuhan terhadap sandang, pangan , papan), Asih (kebutuhan emosi atau kasih saying), dan Asah (kebutuhan stimulasi mental psikososial anak)
- Faktor Lingkungan :
Ø Lingkungan Pranatal : gizi ibu waktu hamil, penyaki-penyakit yang diderita ibu, imunitas, dan gangguan lain pada ibu saat hamil.
Ø Lingkungan Post Natal ; pengaruh budaya lingkungan, status sosial ekonomi, dan pemenuhan nutrisi
(Maryunani, 2002)
Pada kasus diatas, tumbuh kembang anak berdasarkan hasil pengukuran Denver II dan KPSP anak termasuk dalam kategori normal. Karena memang dari semua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak pada anak tersebut baik dan tidak memiliki ganggguan yang berarti. Karena anak ini dalam keadaan sehat, maka anak tidak memiliki faktor resiko yang besar untuk mengalami penyakit-penyakit tertentu ataupun keterlambatan pertumbuhan selama, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak masih dijaga dengan baik. Misalnya dengan memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang (seperti yang sekarang telah dilakukan ibu) juga untuk menjaga imunitas anak agar tidak terkena penyakit yang serius dan bisa mengganggu proses tumbuh kembangnya.
SARAN
Saran bagi Ibu :
- Ibu dapat terus melanjutkan untuk terus menstimulasi perkembangan anak dengan mengajak berinteraksi, memberikan benda-benda yang merangsang perkembangan otak dan sebagainya serta memberikan nutrisi yang cukup bagi tumbuh kembang dan imunitas anak.
- Ibu dapat lebih menjaga makanan yang diberikan (tidak memberikan semabarangan jajanan) dengan memperhatikan kandungan dan higienisitas dari makanan tersebut untuk menjaga kondisi kesehatan anak, karena pada umur 7 bulan seperti sekarang, imun anak masih belum prima dan rentan untuk terkena banyak penyakit, khususnya infeksi.
- Jika mungkin, bisa diberikan tambahan vitamin untuk menambah nafsu makan atau vitamin untuk meningkatkan daya tahan anak. Namun, tikd aterlalu dipaksakan jika kondisi anak memang tidak terlalu membuthkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar