Oleh Astri Sulastri Prasasti
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
UII
Yogyakarta
Dokter dalam perjalanan sejarah
Dokter adalah salah satu profesi yang kini banyak diminati orang. Bahkan bisa dibilang menjadi prodi nomer satu hampir di seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki fakultas kedokteran. Hal ini mengundang perhatian besar, sebenarnya apa motif yang melatarbelakangi paradigma ini. Dokter dianggap memiliki pengetahuan yang lebih di semua bidang, dan masyarakat menilai hidup seorang dokter lebih terjamin dibandingkan dengan profesi yang lain. Padahal pada hakikatnya yang membuat keterjaminan itu adalah ilmu yang dimiliki bukan karena profesinya . Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT yang artinya
Allah akan mengangkat derajat orang – orang yang berilmu
Firman Allah diatas tidak lain janji Allah terhadap hidup orang-orang yang berilmu. Bukan hanya dikhususkan kepada profesi dokter. Janji Allah tidak dapat terelakkan dan hanya Allah yang tau akan dalam bentuk apa realisasi janji tersebut. Jadi salah besar bila salama ini masyarakat hanya mengukur dokter dari sisi ekonomi saja. Namun perlahan pandangan ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan yang mendasar berasal dari mahasiswa kedokteran itu sendiri. Menjalani pendidikan dokter perlahan meniupkan angin pengabdian kepada masyarakat secara mendalam. Dokter bukan lagi menjadi profesi yang prestisius tetapi lebih dari itu yaitu seorang pengabdi dan pelayan masyarakat. Sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat jiwa kemanusiaan seorang dokter dituntut untuk ikut merasakan penderitaan dan kesakitan yang dialami oleh masyarakat. Selain itu dokter juga memiliki tanggung jawab besar untuk ikut menjaga keberlangsungan hidup orang banyak dari segi kesehatan. Sungguh bukan pekerjaan mudah. Profesi dokter bukan hanya sekedar profesi karena titel yang disandang tetapi lebih kepada penghargaan dan kepercayaan yang diberikan oleh Allah serta khalayak untuk berjuang membangun masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Oleh karena itu sudah sepantasnya mahasiswa kedokteran berperan aktif melalui berbagai wadah dalam rangka mewujudkan isyarat alamiah yang ada di bahu nya.
Sejarah telah membuktikan bahwa dokter memang memiliki andil besar dalam usaha perbaikan nasib masyarakat, salah satunya ialah melalui organisasi pemuda pertama Budi Utomo yang digagas oleh dr. Sudiro Husodo yang kemudian diimplementasikan oleh dr. Sutomo dan rekan dokter yang lain pada tanggal 20 Mei 1908. Lahirnya organisasi pemuda pertama ini dianggap sebagai tonggak awal perjuangan pada masa itu sehingga kini dikenal sebagai hari Kebangkitan Nasional. Hari Kebangkitan Nasional memiliki arti penting yang ditekankan kepada para pejuang muda, termasuk mahasiswa kedokteran. Sejak dulu, dokter telah diperkenalkan kepada dunia luar melalui perjuangan dan rasa kemanusiaan yang tinggi. Profesi dokter menjadi dasar perjuangan karena dianggap memiliki nilai kesetaraan dalam pelaksanaan tugasnya yang menghapuskan jiwa jajahan pada masyarakat. Pekerjaan yang digeluti seorang dokter terlepas dari agama, ras, budaya, politik bahkan ekonomi sekalipun. Karena kesetaraan itulah seorang dokter harus mampu mendekatkan diri dengan masyarakat serta lingkungan luar dalam misi kemanusiaan dengan memegang semangat kebangsaan serta nasionalisme yang tinggi.
Lahirnya IMKI sebagai zygot ISMKI
Wujud pengaplikasian semangat kebangsaan serta nasionalisme tinggi dari mahasiswa kedokteran pada tahun 1969 dibentuklah Ikatan Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMKI) melalui deklrasi Cimacan. Pada deklarasi itu juga berhasil terpilih ketua IMKI pertama, Biran Arifin. Selain itu yang melatarbelakangi pembentukan IMKI ialah kembalinya mahasiswa ke kampus pada era pasca 1966 yang mendorong lahirnya tuntutan zaman akan profesionalisme dari lingkungan yang didominasi oleh teknorat. Ditambah lagi dikirimnya beberapa mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yaitu Biran Affandi, Razak, Azrul Azwar, Widiapati, dan Ichsan Utama ke kongres ARMSA (Asian Regional Medical Students Association) sekarang bernama AMSA, Asian Medical Students Association juga turut menjadi pemicu untuk terbentuknya organisasi sejenis di Indonesia. Kemudian hal ini mendapat respon positif dari mahasiswa kedokteran saat itu untuk melakukan konsolidasi antar fakultas-fakultas kedokteran membentuk suatu wadah yang dapat menyatukan aspirasi mereka dalam rangka peningkatan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Pada awal pembentukannya, keanggotaan IMKI adalah kenggotaan personal dan bukan keanggotaan senat mahasiswa.
Pada periode awal, kegiatan yang diselenggarakan oleh IMKI antara lain adalah melakukan pertukaran mahasiswa kedokteran dengan Jerman dan membina kerjasama dengan ARMSA. Salah satu hal penting yang perlu dicatat dengan diselenggarakannya rapat kerja IMKI yang pertama di Bali pada tahun 1970 ialah menetapkan penyelenggaraan MUNAS I IMKI di Makasar dengan Sterring Committee Syafri Guricci dari Universitas Hasanudin. Namun sayangnya hasil MUNAS I tidak disebutkan dengan jelas.
Pada tanggal 15 Januari 1974 terjadi peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang dikenal dengan Malari (Malapetaka Lima belas Januari). Malari terjadi pada saat Perdana menteri Jepang, Kakuel Tanaka berkunjung ke Jakarta, 14 Januari 1974 dan disambut dengan aksi demo mahasiswa di pangkalan udara Halim Perdanakusuma. Namun karena dijaga ketat oleh petugas, mahasiswa gagal menorobos sehingga terjadi aksi kerusuhan dan penjarahan Jakarta besar-besaran. Peristiwa malari melibatkan Hariman Siregar yang pada saat itu tengah menjabat sebagai fungsionaris IMKI, akibatnya IMKI sempat mengalami kevakuman. Untuk mengembalikan arah kebijakan organisasi mahasiwa yang sebelumnya telah terpolitisir, Dirjen DIKTI mengeluarkan konsep NKK (Normalisasi Kebijakan Kampus). Salah satu perwujudan konsep tersebut adalah pembentukan ISMS (Ikatan Senat Mahasiswa Sejenis). Konsep tersebut menimbulkan banyak kontroversi di kalangan mahasiswa.
Pemerintah melalui Dr. Abdul Gafur mencoba mengadakan pendekatan kepada Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut mendukung penerapan konsep NKK dengan membentuk Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Respon yang pertama datang dari Senat Mahasiswa UNHAS (Universitas Hasanudin). Pra MUNAS ISMKI I dilaksanakan di Makasasar yang diwarnai berbagai pertentangan pendapat antar peserta yang hadir. Pada awalnya sebagian besar peserta menolak pembentukan ISMKI dan bersikeras mempertahankan IMKI. Akhirnya setelah dilakukan lobi-lobi dan pendekatan disepkati akan dilaksanakan Munas ISMKI I di Makassar pada bulan September 1981. ISMKI didklarasikan di Makassar pada tanggal 20 September 1981. Munas ISMKI I di Makassar berhasil membuat keputusan dan menetapkan:
1. AD/ART ISMKI
2. Garis-garis pokok kebijaksanaan ISMKI
3. Presidium ISMKI dan MPM ( Majelis Pertimbangan Musyawarah)
4. BP Munas dan Sekjen ISMKI. Sekjen terpilih yaitu Faried dari UGM.
ISMKI dari waktu ke waktu
Periode Kepengurusan 1981-1985
Perjalanan ISMKI di tahun-tahun awal setelah kelahirannya mengalami berbagai hambatan yang terutama disebabkan karena kurang dapat diterimanya ISMKI oleh beberapa kalangan mahasiswa kedokteran sendiri. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan Mukernas tertunda sampai dengan tahun 1982. Program kerja pengurus ISMKI 1981-1983 akhirnya berhasil disusun pada mukernas yang dilaksanakan di Universitas Udayana, Bali 28-30 Agustus 1982. Program-program yang telah disusun tersebut sebagian telah berhasil dilaksanakan terutama dari wilayah IV, walaupun dalam pelaksanaannya tidak begitu lancar. Kepengurusan ini seharusnya berakhir pada tahun 1983. namun,karena adanya berbagai hambatan dan rintangan Munas II baru bisa terlaksana pada tahun 1985.
Munas II dilaksanakan di Yogyakarta, 26-31 Juni 1985. Bersamaan dengan Munas diselenggarakan pula Temu Ilmiah Nasional(Temilnas). Peserta yang hadir pada kesempatan itu adalah delegasi dari USU, UNAND, UNSRI, UI, UNPAD, UGM, UNS, UNDIP, UNIBRAW, UNHAS ,UNSRAT, YARSI,UKM, dan UNISSULA.
Periode Kepengurusan 1985-1987
Pada periode kepengurusan ini timbul masalah tak terduga, yaitu adanya pengaruh politik pemerintahan dalam mengatur massa. Direktur Kemahasiswaan sebagai penanggung jawab ISMKI berkeinginan meninjau kembali AD/ADART agar lebih sesuai dengan kondisi Depdikbud. Ternyata permasalahan ditambah dengan adanya kekurangfahamahan anggota baru tentang wadah ISMKI sehingga dalam pelaksanaan program masih mengacu pada hasil Mukernas I. Dalam organisasi ISMKI sendiri terjadi pembagian wilayah untuk lebih menyesuaikan dengan pedoman pelaksanaan kegiatan mahasiswa yang mengacu pada Polbimawa(pola pembinaan Mahasiswa) yang dikeluarkan oleh Dirjen DIKTI. Pada periode ini sekjen dibantu oleh 7 orang sekbid dan 5 orang Sekwil. Pada saat itu DPR sedang mengkaji UU Keormasan. Agar ISMKI tidak terjebak pada UU tersebut, diadakanlah Munaslub tersebut gagal karena tidak semua wakil datang dan Forum tidak tercapai.
Munas III dilaksanakan di Malang 28-31 Januari 1987. Pada Munas ini keanggotaan ISMKI bertambah menjadi 20. Anggota tersebut adalah senat mahasiswa Univ.Trisakti, Univ YARSI,Univ.Atmajaya, UNTAR, UKI, dan UNSYIAH. Sedangkan UNISSULA baru menjadi anggota setelah melengkapi syarat-syarat administrasi. Sekjen terpilih adalah Budi Santoso dari Senat mahasiswa UNAIR yang diputuskan satu jam sebelum pelantikan.
Periode Kepengurusan 1987-1988
Kondisi ISMKI yang mengambang karena tidak dilaksanakannya Mukernas dan Kesekretariatan yang tidak teratur meneyebabkann penyusunan program kerja terhambat. Pada akhirnya Sekjen berhasil menyusun program kerja dan diserahkan ke DIKTI. Sedangkan program kerja SEKWIL menyusul. Pada masa itu Sekjen melakukan perubahan perangkat Organisasi, yaitu adanya 9 orang Sekbid dan 5 orang Sekwil yang membantu pelaksanaan program kerja.Pada tahun 1987, diberangkatkan delegasi ISMKI ke Asian Medical Student’s Confrence VII di Malaysia dan juga pada tahun 1988 untuk acara yang serupa.
Munas IV ISMKI berlangsung di Surabaya dengan sekjen terpilih Arief Tri Wibowo dari senat mahasiswa UI.
Periode Kepengurusan 1988-1990
Pada periode ini diselenggarakan Asian Medical Student’s Confrence(AMSC) di Jakarta dan Bali yang menetapkan Novik Tri Bawono dari senat Mahasiswa UI sebagai presiden AMSA X. Munas V ISMKI diselenggarakan di Jakarta dan menetapkan Marhaen hardjo dari senat mahasiswa UNHAS sebagai sekjen terpilih . Berbagai keputusan lainnya adalah :
1. Menetapkan perubahan AD/ART ISMKI.
2. Menetapkan GBHO.
3. Menetapkan Sekjen dan MPA.
4. Mensukseskan kegiatan AMSC XI di Seoul.
5. Menyelesaikan masalah wajib kerja sarjana dokter pegawai tidak tetap.
Periode Kepengurusan 1990-1992
Pada periode ini lembaga MPA diaktifkan kembali yang beranggotakan 5 orang dari masing-masing wilayah. Lembaga ini berfungsi :
1. Sebagai tempat konsultasi Sekjen.
2. Memberikan nasehat atau teguran kepada Sekjen.
3. Inisiatif Munaslub.
Rakernas yang dilaksanakan pada bulan mei 1991 berhasil merumuskan program kerja sebagai berikut:
1. Menyelesaikan masalah dokter PTT.
2. Menyelesaikan masalah kedokteran Swasta.
3. Berpartisipasi dalam AMSC XI di seoul.
4. Menyelenggarakan bakti Sosial Nasional.
5. menyelenggaraan Pramunas dan Munas VI ISMKI.
Program kerja yang terlaksana :
1. Sekbid Dalam negeri : Konfrensi Pers tentang pernyataan sikap ISMKI menegenai peratutan dokter PTT di sekretariat PB IDI pada bulan agustus 1991.
2. Sekbid Luar negeri : Mengikuti AMSC XI di seoul dengan jumlah delegasi 29 orang.
3. Sekbid swasta : mengadakan pertemuan antara senat mahasiswa kedokteran swasta se-Jakarta dengan DPR untuk membicarakan nasib FK swasta.
4. Sekbid pengabdian masyarakat : mengadakan Baksos di kalimantan dengan pelaksana Senat mahasiswa Univ.Trisakti dan kemah Kerja Bakti Mahasiswa (KKBM) di Lubuk Banggai, Sulawesi Tengah.
Pelaksanaan Munas VI sempat mundur 6 bulan karena bersamaan dengan pelaksanaan sidang umum MPR. Akhirnya Munas VI berlangsung di Makasar bulan september 1993. Sekjen terpilih adalahg Irfan afriandi dari senat mahasiswa UNPAD.
Periode Kepengurusan 1993-1995
Dalam menjalankan tugas sekjen dibantu oleh 7 orang sekbid dan 5 orang sekwil. Masalah yang dihadapi pada periode ini adalah masalah pendanaan dan tidak adanya kesekretariatan yang tetap. Pramunas VII diselenggarakan di UNDIP dan memutuskan bahwa pada temilnas yang akan diikuti oleh seluruh anggota akan dibahas penelitian murni yang berbasis pada data aktual di berbagai sentra. Pada periode ini terjadi pelepasan AMSA menjadi organisasi baru yang diharapkan dapat berjalan berdampingan dengan ISMKI. Namun dalam pendirian AMSA selanjutnya tidak ada nota kesepahaman antar organisasi sehingga tidak ada keterikatan organisasi. Selanjutnya ISMKI lebih berfokus pada IFMSA(Internasional Federation of Medical Student’s Assocoation).
Munas VII ISMKI diselenggarakan di UNDIP, Semarang. Sebagai sekjen terpilih adalah Adnan Ibrahim dari senat mahasiswa UGM. Senat mahaiswa UMI ditetapkan menjadi anggota baru ISMKI. Selain itu pula Munas menetapkan adanya wakil sekjen yang berfungsi :
1. Menggantikan sekjen bila berhalangan hadir.
2. Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait sebagai mitra ISMKI terutama yang berada di Jakarta.
3. Mewakili Sekjen dalam membantu tugas-tugas fungsional dalam upaya memperkenalkan ISMKI pada Pihak-pihak eksternal, baik dalam maupun luar negeri.
Periode Kepengurusan 1995-1997
Dibentuknya wakil sekjen telah memberi nuansa baru di ISMKI dimana terjadi komplementasi dan peran-peran strategis ISMKI secara adil dan merata dalam membangun suatu organisasi yang menekankan egalitarian dan partisipasi. Demikian pula dengan adanya juru bicara di bawah Sekbid KIK membantu optimalisasi komunikasi dan konsolidasi organisasi secara internal dan eksternal.
Orientasi kebijakan ISMKI pada periode ini :
1. Kembali ke kampus, upaya mengusung aspirasi mahasiswa kedokteran yang masih terpolarisasi dan berserakan serta sering tidak terakomodir melalui lambang senat mahasiswa FK sebagai bagian dari ISMKI.
2. Intelektual progesif,yaitu perumusan aspirasi yang ada dalam format komprehensif,berwawasan,sistematis,sarat idealisme dan argumentatif untuk selanjutnya diberi daya gerak secara aktif dimanifestasikan dalam tindakan riil bagi setiap upaya perubahan dan perbaikan.
3. Katalisator perubahan dalam menjalankan perannya sebagai mediator antar pemerintah sebagai pengambil keputusan di bidang kesehatan, mahasiswa kedokteran sebagai calon dokter ,dan masyarakat sebagai pengguna jasa kesehatan agar terwujud optimalisasi pelayanan kesehatan yang merata di masyarakat dalam berbagai strata sosial dan geografis.
Munas VII ISMKI di selenggrakan di Medan dengan sekjen terpilih Riyadh Firdaus dari senat mahasiswa UI.Sekjen dalam melaksanakan tugas dibantu oleh wasekjen, 5 orang sekbid, dan 5 orang sekwil yang diangkat dan bertanggung jawab kepada sekjen.
Periode Kepengurusan 1997-1999
Pada tahun 1998 ISMKI diterima menjadi anggota penuh IFMSA. Pada periode ini wasekjen yang bertugas membnatu sekjen mengundurkan diri sebelum masa jabatannya selesai.Munas IX ISMKI dilaksanakan pada bulan september 1999 di FK UNAIR,Surabaya. Munas ini dihadiri oleh 30 delegasi senat mahasiswa fakultas kedokteran se-Indonesia. Beberapa hasil keputusan :
1. Menetapkan perubahan AD/ART ISMKI.
2. Menetapkan GBHO.
3. Ditetapkannya otonomi bagi setiap wilayah.
4. Memilih dan menetapkan Ardiansyah dara Sjahrudin dari BEM FK univ.Trisakti sebagai sekjen.
5. Menetapkan jumlah anggota MPA menjadi 10 orang, 2 orang dari masing-masing wilayah.
ISMKI kini
Hingga kini, tidak banyak yang tau tentang ISMKI termasuk mahasiswa baru di kedokteran sendiri. Namun ternyata ISMKI telah sering mengadakan kegiatan positif menyangkut pengabdian dan pelayanan mereka kepada masyarakat. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat dilihat dalam berbagai situs di internet termasuk situs resmi ISMKI. Seiring dengan perkembangan waktu, ISMKI dapat lebih populer karena peran aktifnya sebagai realisasi tanggung jawab kepada masyarakat..
Struktur ISMKI
ISMKI atau dalam bahasa Inggris Indonesian Medical Student`s Executive Board Association (IMSEBA) memiliki banyak SCO (Standing Committee On) atau lebih dikenal dengan Badan Kelengkapan (BK) yang sekarang dikordinasikan oleh Coordinator of Project Affair. BK terdiri dari bagian – bagian yang masing – masing memiliki tugas internal masing – masing yaitu :
Sosial Service Center (SSC)
Standing Committee on Reproductive anda AIDS (SCORA)
Pendidikan dan Profesi (PENDPRO)
Badan Pers Nasional (BPN)
Badan Analisa dan Pengembangan Imiah (BAPIN)
ISMKI juga terdiri dari berbagai divisi antara lain divisi Temu Ilmiah Nasional (TELMINAS), divisi Multi Center, divisi Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia (JIMKI), divisi Research Exchange, divisi Humas dan TI serta divisi Pengembangan Lembaga Penelitian dan Ilmiah . Antara divisi yang satu dengan divisi yang lain memiliki fungsi dan tugas internal tersendiri, namun tetap berkaitan dan saling mendukung satu sama lain. Karena ISMKI berskala nasional maka konsekuensi logisnya masing – masing divisi dan struktur yang ada terdiri dari mahasiswa di seluruh Indonesia. Sehingga mahasiswa kedokteran di Indonesia dapat saling berhubungan dan menjalin kerja sama yang baik. Untuk memudahkan terjadinya komunikasi antara universitas dibentuklah ISMKI per regional daerah. Universits Islam Indonesia (UII) masuk dalam ISMKI wilayah III. Anggota dalam wilayah III tidak hanya UII tetapi juga universitas lain yang memiliki fakultas kedokteran di wilayah Jogja, Semarang, Solo, Purwokerto dan Kalimantan Timur. Kegiatan per wilayah berbeda – beda namun tetap disesuaikan dengan ISMKI Nasional sebagai pusatnya.
Perlukah bergabung dalam ISMKI ?
Dokter tidak hanya berhubungan dengan satu pasien dari satu wilayah. Begitupun lokasi penugasan seorang dokter yang kemungkinan tidak hanya di satu tempat. Oleh karena itu seorang dokter yang baik harus mampu dan siap bertugas dimanapun dan bekerja sama dengan siapapun. Untuk melakukan kerja sama dibutuhkan channel yang akan memberi banyak kemudahan dalam berbagai kegiatan. Selain untuk memberikan banyak channel mengikuti sebuah organisasi juga merupakan proses belajar yang sesungguhnya di samping pendidikan akademik di bangku kuliah umum. Sumber pengalaman yang memang dibutuhkan untuk menjalani sebuah profesi tidak lain berasal dari kegiatan keorganisasian yang diikuti. Ada banyak manfaat yang dapat diambil dengan mengikuti sebuah organisasi yang tidak hanya dirasakan pada saat itu tetapi juga membawa dampak besar dalam proses kehidupan selanjutnya. Selain pengalaman, kemampuan bersosialisasi , kemampuan berkomunikasi, serta kemampuan administrasi diri dan badan organisasi menjadi alasan logis pentingnya bergabung dalam sebuah organisasi.
Sebagai dokter, berbagai kemampuan non akademik tadi sangat dibutuhkan pada praktek di lapangan. Oleh karena itu ISMKI juga menjadi sangat penting sebagai wadah belajar dan penggalian pengalaman calon-calon dokter di Indonesia. Ketergabungan anggota ISMKI sepantasnya tidak hanya secara fisik, karena didalamnya dibutuhkan tanggung jawab secara moral dan psikis yang harus diambil. Komitmen kuat dari setiap anggota harus ditanamkan karena memegang andil besar dalam keberlangsungan ISMKI periode berikutnya. Selanjutnya keberlangsungan ISMKI akan berpengaruh pada kemajuan di bidang kedokteran, bahkan kemajuan masyarakat secara umum. Komitmen untuk tetap meneruskan perjuangan sebagai tonggak kemajuan dalam bidang kesehatan serta mempertahankan semangat yang sejak awal tertanan dalam diri mahasiswa kedokteran untuk merubah dunia menjadi lebih baik. Membantu masyarakat dengan nilai kesetaraan yang dari awal telah dijelaskan harus terus dipupuk, agar paradigma lama menjadi seorang dokter yang hanya didasarkan dari sisi ekonomi benar-benar terhapuskan. Sehingga tugas awal dokter tidak terkontaminasii dengan materi semata.
Kesucian sebuah komitmen dan tujuan dokter menjadi sangat penting apalagi dalam konteks berbangsa dan bernegara. Mari kita tumbuhkan semangat perjuangan dalam dada mahasiswa kedokteran dan tetap menjaga kesucian komitmen dalam rangka perwujudan tugas sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat . Dokter memiliki tugas berat tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis dan moral terhadap jiwa manusia lain. Namun yakinlah niat baik akan selalu berdampak positif tergantung bagaimana cara menyikapi dan mensyukurinya. Kita semua berharap mendatang akan lahir dr. Sudiro Husodo baru di penjuru negeri ini melalui sebuah organisasi pemuda kedokteran, ISMKI. Ubah paradigma dokter maka duniapun akan ikut berubah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar