Sabtu, 11 April 2020

Covid-19 Indonesia: Semua berubah

Januari- Februari 2020

Semua masih berjalan normal seperti biasa sampai pada awal Maret kasus orang dengan positif Covid-19 dibuka di media
Awal persebaran tidak diketahui pasti karena banyak sekali penyepele-an diawal kemunculannya.

Saya sendiri masih fokus dengan beberapa hal seperti: mengurus pendaftaran "Menuju FK UI 2020", menyiapkan beberapa berkas yang memang belum saya miliki, termasuk ujian SIMAK tgl 15 Februari di Depok

Sekolah El masih berjalan seperti biasa
Rio masih bekerja bagai quda yang entah untuk apa
Yaa kehidupan normal seperti biasanya.

Maret 2020

Pasien Covid Pertama
Kehidupan mulai berubah karena pasien-pasien Covid-19 terus bertambah dan bertambah
Pemerintah Jakarta khususnya bergerak lebih cepat dibandingkan dengan pusat, tempat kerja termasuk IDAI dan sekolah El mula diliburkan "Work from Home" per tanggal 23 Maret 2020

Kehidupan kami otomatis berubah, saya yang kemudian menjadi 90% ibu RT dengan segala tugas harian yang membuat saya seringkali terjebak dalam rutinitas.
Sesekali saya masih datang ke IDAI karena banyak hal memang tidak mudah dikerjakan di rumah bersama si kecil El yang luar biasa aktif dan harus selalu ditemani bermain
Sebagai dokter saya masih berjaga di RS Amanda namun memang dengan jadwal yang super jarang, seminggu 1x, Maret ini jadwal saya sudah tidak ada

Tambahan lain adalah kami sekeluarga atau sepertinya hanya saya sendiri, mengalami kecemasan.
Entah kecemasan ini nyata atau hanya karena terlalu lama didalam rumah.

Banyak pelatihan dan ujian untuk menyicil syarat pendaftaran FK UI saya dibatalkan
Entah sampai kapan
Beberapa sertifikat dan syarat belum bisa saya penuhi
Saya hanya bisa berpasrah semoga ada jalan keluarnya, semoga ada hal baik dibalik semua penundaan dan pembatalan ini

Per minggu ketiga Maret ini juga saya dan suami bertekad untuk tidak pulang ke rumah Cikarang maupun menginap di rumah orangtua, karena banyak kekhawatiran.
Mengingat kedua pasang orangtua kami memiliki komorbid penyakit sehingga tidak memungkinkan kontak dengan kami, orang-orang berisiko tinggi ini
Kami seutuhnya mematuhi pemerintah.

Beberapa kali sudah mulai dibuka pendaftaran untuk menjadi relawan Tim Medis Covid-19, hati sayapun tergerak, ingin sekali bergabung dan merasa terpanggil.
Tetapi suami dan orangtua tidak mengizinkan, akhirnya sayapun mengalah
Sudah garpu tala dan sepertinya jawaban ayat saya senada 
Bisa apa saya tanpa restu mereka ?
Apa yang saya kejar ?

Akhirnya, saya atas anjuran suami memutuskan untuk menjadi relawan online dengan memberikan kampanye atau kuliah online mengenai Covid-19 juga menerima konsultasi gratis
Dalam 2 minggu sudh ada 2 kuliah online yang saya isi, alhamdulilah
Kegiatan ini bisa saya lakukan dimanapun, bahkan disela-sela memasak
Iya memang harus semencuri waktu seperti itu
Jam tidur saya pun bergeser, karena banyak hal tidak bisa saya kerjakan di siang hari
Jam 2-3 dini hari saya baru bisa selesai dengan "diri saya sendiri"

Aaaaah betapa berharganya "me time" dan kebutuhan aktualisasi diri buat saya ;')
Apakah yang lain juga sama atau saya yang berlebihan ?

Di masa seperti ini saya pun sadar bahwa peran suami dan keberadaan suami sungguh dibutuhkan, karena yang akan menang dalam peperangan apapun bukankah tim dengan kerja sama yang baik?
Sayang, saya belum merasakan itu ...

Tidak menyalahkan suami yang "sibuk" dengan banyak hal yang juga tidak saya mengerti
Terkadang "menerima" adalah pilihan terbaik, karena memang tidak ada yang bisa dilakukan
Walau sesekali el jadi pelampiasan emosi yang meluap-luap karena kelelahan, karena bosan dan karena banyak hal
Maaf itu yang selalu saya ucap, setiap kali berlebihan :(

Selain tugas yang menumpuk
Pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya
Tanggung jawab saya di RS
PR saya bertambah, yaitu bisa mengendalikan diri lebih baik karena saya paham bahwa anak pun dalam kasus ini adalah korban, aktivitas nya berubah, main hanya bisa dirumah, dan belum lagi harus menerima limpahan emosi yang tidak semestinya ...
Astagfirullahalaadziiim
Sungguh egois diri ini :(

April 2020

Bulan ini baru berjalan dua minggu 3 hari kedepan.
Tetapi rasanya berjalan lama sekali, yaaaa saya terjebak dalam rutinitas dan ini membunuh perlahan
Bukan tidak menikmati, tetapi ada hal lain yang rasanya tidak saya dapatkan
Kebebasan berpikir
Rasa bermanfaat untuk banyak orang
Meski bulan ini jadwal jaga saya full sekali di tiap minggunya

Bisnis saya masih belum baik dan bahkan rasanya agak lambat karena banyak pertemuan tiadk bisa dilakukan,
semua melalui online dan hanya bisa pertemuan online
Saya yang lebih kuat dalam pertemuan offline bisa apa ?
Yuk beradaptasi yukkkk, switch please...

Selain itu.....
Cemas
Akan bagaimana kesehatan diri sendiri, anak suami, keluarga dan masa depan kami dan Indonesia kedepan
Karena sampai hari ini pasien terus bertambah begitupun korban jiwa dari kalangan medis maupun umum yang terus bertambah
Sudah ada Kebijakan untuk dilakukaanya PSBB (Pembatasan Sosial Beerskala Besar) untuk pembatasan aktivitas di Jakarta yang sudah kami lakukan memang sejak awal, tetapi untuk banyak pihak diluar memang aturan tegas seperti ini yang dibutuhkan

Himbauan lain yang juga muncul adalah aturan mengenai Ramadhan dan Lebaran yang sebentar lagi akan tiba
Aaaah sungguh terlalu banyak hal yang berubah
Tidak lagi ada tarawih, tidak lagi ada buka bersama, tidak lagi ada saur on the road, tidak lagi ada sholat Ied bahkan.

Banyak hal berubah,
namun selalu ada yang positif yang bisa diambil bukan ?
Lebih menghargai waktu, kebebasan dan kebersamaan
Lebih banyak waktu di rumah dan menghabiskan waktu bersama anak
Lebih banyak waktu untuk melakukan hobi
dan banyal lagi ...


Ya Allah,
Sungguh tidak mampu kami menanggung semua perubahan ini 
Semoga keadaan ini segera membaik
Semoga segera kembali normal dengan keadaan kesehatan, ekonomi, sosial, dan psikologis serta spiritual yang jauh lebih baik
Hanya kebesaran dan keajaiban Allah yang saat ini bisa memperbaiki segalanya

AMIIINNNNNNNNNN