Jumat, 18 Desember 2020

Tips Menjadi PPDS

Beberapa kali saya berjanji terhadap diri sendiri untuk bisa membantu apapun yang dibutuhkan teman-teman yang ingin berjuang menjadi PPDS. Entah itu sekedar memberikan dorongan semangat dan doa. Karena ya, saya cukup paham bagaimana rasanya berjuang "sendiri". Meski kita sudah sama-sama dewasa dan akan punya strugling masing-masing dalam setiap proses yang kita pilih, tapi gak ada salahnya kan meringankan orang lain?

 Tips ini murni dari diri sendiri yang saya pikir works untuk dijalani, bisa jadi masukan untuk teman-teman yang ingin menjadi PPDS di Universitas tertentu. Oke, Here we goooooo ....

1. NIAT 

Niat ini nomer satu dan terpenting, saya baru bisa menemukan niat saya sesungguhnya di titik justru saya sudah akan menyerah. Salah satu syarat untuk menemukan niat kita yang sebenar-benarnya adalah dengan jujur sama diri sendiri.

Apakah yang sebenarnya kita cari, apakah harus dengan menjadi PPDS ?

Apakah harus PPDS A?

Bagaimana hidup kita kedepan jika tidak menjadi Spesialis A?

Apakah ada pilihan lain?

Jawab pertanyaan ini sebelum benar-benar yakin dan melangkah lebih jauh.

2. KOMITMEN 

Ketika berjuang untuk menjadi PPDS sesungguhnya bukan hanya membutuhkan pengorbanan diri sendiri, tetapi juga keluarga, anak, orang tua ataupun suami/istri. Banyak waktu yang akan kita habiskan untuk "diri sendiri", banyak pengeluaran yang pasti kita butuhkan untuk semua persiapan, pendaftaran, akomodasi dan biaya lain yang tidak terduga.

Juga setelah diterima (AMIN) akan banyak sekali support yang dibutuhkan dari keluarga mulai dari waktu, tenaga, uang, pikiran, juga perasaan. Pikirkan segala jenis kemungkinan dan apakah akan bisa sekuat itu komitmennya ?

So ya, pastikan jalan menuju PPDS ini adalah jalan yang sudah diridhoi oleh suami/istri dan orang tua, karena akan membutuhkan komitmen bersama. 

3. PERSIAPKAN WAKTU 

Dulu saya berpikir "ah yaudah lah daftar aja dulu" tenyata itu kurang tepat sama sekali. Butuh waktu untuk banyak persiapan yang seharusnya sudah dilakukan jauh-jauh hari. Pastikan kita punya waktu untuk melakukan research mengenai apa-apa saja yang dibutuhkan, bagaimana proses ujian yang akan dilewati, apakah mungkin ada les atau bimbingan terlebih dulu dan sebagainya. Untuk persiapan ini sebaiknya dilakukan 3-4 bulan minimal untuk best result.

Tapi kalau kamu sangat yakin "seyakin itu" dan "sepintar itu" go ahead gak ada salahnya langsung coba ikut tes.

Ini gak berlaku buat "pure blood" ya, bebas aja mau daftar kalau pure blood sih.

4. MAGANG

Beberapa bagian memang menawarkan untuk magang atau asistensi, sebenenarnya tidak menjamin lulus atau ada jalan tol walau sudah magang bertahun-tahun. Tapi, percaya deh gak akan ada ruginya membina hubungan baik apalagi dengan konsulen ataupun lingkungan dimana kita ingin hidup kemudian. Sama sekali gak ada salahnya.

Jadi, maganglah jika bisa dan mungkin walau sekedar 6 bulan. Its good for you. 

5. BERDOA

Banyak hal yang tidak bisa diprediksi dengan hitungan logika dan akal manusia, ada faktor "X", ada faktor "luck". Dua faktor ini yang sejak dulu gak tau gimana "not me" tapi memang tidak ada tempat terbaik untuk kembali selain kepada Allah lah segala urusan di kembalikan. Saran terbaik adalah banyak-banyak berdoa, banyak-banyak mencari jawaban dari sang Maha Mengetahui. Sesungguhnya banyak hal yang kita pikir baik itu gak sebenar-benarnya baik, dan banyak hal yang kita pikir buruk, itu gak buruk sama sekali. Pasti ada alasan dibalik semua yang kita hadapi, entah itu baik atau buruk. Hanya Allah yang tau.

So, dekati Yang Maha Mengetahui :)

Itu semua tips umum yang bisa saya kasih, untuk tips khusus nanti insyallah saya share ya. Perjuangkan apapun yang kita pikir itu akan jadi masa depan kita, no more excuse. Siapapun bisa, siapapun mampu, hanya mau atau tidak mau untuk berproses. Wajar sesekali belum berhasil, wajar sesekali menangis, lelah, capek, insecure dan banyak perasaan lain.

Saya juga begitu. 

Itu manusiawi, bukan?

Tapi hanya kita juga lah yang menentukan, akan mau berjalan lagi lebih jauh atau berhenti. Semua ada di keputusan kita :)

I hope the best for your choices ...


Minggu, 13 Desember 2020

Finally, I'm HERE !!! (PPDS Anak FKUI)

Belakangan ini berada dalam fase acceptance, bisa ikhlas dan menerima apapun yang ditakdirkan Allah SWT walaupun yang akan terjadi adalah yang paling tidak diinginkan. Belajar menata kembali  jawaban dari pertanyaan, sebenarnya apa yang dicari ? 

Apakah hanya dengan menjadi spesialis Anak semua keinginan dan mimpi lainnya bisa terwujud ?

Apakah hanya dengan menjadi spesialis Anak semua kebahagiaan bisa datang?

Apakah hanya dengan menjadi spesialis Anak bisa membahagiakan dan bermanfaat untuk orang lain?

Jawabannya sama sekali enggak.

Tanpa menjadi menjadi spesialis Anak pun, dunia tidak runtuh, semua berjalan seperti biasa, meski tidak hati kita, iya semuanya hanya di hati dan pikiran sendiri. Banyak hal juga masih bisa dilakukan, meski tidak menjadi spesialis Anak.

Itulah kira-kira yang terus saya renungi setiap harinya menjelang pengumuman. Sampai pada titik, saya bisa menerima meski pada akhirnya cita-cita menjadi spesialis Anak harus dengan ikhlas saya gadaikan dan mulai mencari opsi-opsi lain yang teramat banyak ternyata. 


Tetapi, ternyata Allah berkata lain ...

Justru ketika saya mulai bisa mengikhlaskan semuanya, ketika saya mulai bisa menerima salah satu bentuk "ketidakberhasilan" saya, ketika saya mulai bisa menatap jalan lain. Justru Allah memberikan dan mengabulkan doa dan mimpi saya ini tepat di tanggal 7 Desember 2020 jam 13.00 menjadi hari dimana semua rasa lelah, harap, suka, dan duka menjadi satu.

 


 

Alhamdulilah, Alhamdulilah, Alhamdulilah ....

Setelah penantian panjang, akhirnya saya bisa masuk menjadi PPDS Anak FK UI yang selama ini saya pikir mustahil dan tidak mungkin. Jika bukan karena kebesaran dari Allah SWT juga doa dari suami, orang tua dan banyak orang baik lain yang mendoakan, ini semua tidak akan pernah saya raih.

Sama sekali bukan karena usaha saya pribadi yang bukan apa-apa ini, sungguh hanya karena Allah SWT semuanya terjadi ...

Dari proses ini saya banyak belajar, banyak sekali belajar. Tentang bagaimana itu kebesaran Allah yang bertubi-tubi, tentang kasih sayang dan dukungan dari banyak orang di sekitar, tentang kesabaran, tentang pengharapan, tentang niat, dan tentang apa itu perjuangan ...

Terima kasih ya Allah atas nikmat yang tiada tara ini, mungkin ini lah waktu yang tepat, bukan dari kaca mata diri sendiri atau siapapun, semua terjadi di waktu terbaik menurutMu 

Pasti ada alasan kenapa harus sekarang, kan ?

Terima kasih kepada banyak orang baik yang menemani perjuangan saya selama ini

Terima kasih ...

Semoga semua kebaikan kembali kepada kalian ya dengan berkali-kali lipat 

 

Salam sayang dengan segala kerendahan hati,

Astri Sulastri Prasasti 

si Pejuang  :)

 

 

Selasa, 01 Desember 2020

Bye-Bye Gedung IDAI

Hari ini secara resmi saya resign dari dunia permagangan di BP IDAI. Hari yang sudah sejak lama hanya wacana sekarang menjadi kenyataan. Cukup menguras emosi ya ternyata. 

Banyak sekali hal yang sudah saya lalui disini. Banyak orang-orang luar biasa yang bisa saya temui karena berada disini. Banyak pelajaran yang menempa diri saya setiap harinya, dan akan menjadi bekal juga cerita manis bagi saya di kemudian hari.

Hal terberat dari sebuah perpisahan adalah bukan ketika berpisah tetapi ketika sadar bahwa setelah ini banyak hal akan berbeda

Selama 2 tahun ini, gedung IDAI sudah menjadi seperti rumah kedua saya. Pulang jaga dan ngantuk datang ke IDAI, mau ngerjain sesuatu pasti datang ke IDAI bahkan perlu tempat belajar juga datang ke IDAI. 

Bukan hanya ruang gedung yang homie tetapi juga karena orang-orang baik di dalamnya yang begitu hangat. Ada Dr Anna, mbak Irma, mbak Neng, Mbak Nora, Mbak Fani, Mbak Uci, Indira, Pak Diyan, Pak Ujang, Pak Dayat, Pak Roy, Minions dan banyak lagi yang lainnya. 

Selain penghuni gedung IDAI, tebak siapa yang paling menguras emosi untuk ucap pisah?
Iya, bos-bos saya yang sungguh sangat baik hatinya dan banyak memberikan saya pendampuingan dan bimbingan selama bekerja...
Dr. Nina, Dr. Tartila, Prof Hegar ;')
Saya sungguh berbangga pernah bekerja dan berada dalam keluarga Divisi Buku BP IDAI
Adalah salah satu keputusan terbesar yang pernah saya ambil dan apapun yang pernah terjadi semuanya tidak akan pernah saya sesali sedikitpun
Semoga Allah senantiasa memberikan kebahagiaan dan keberkahan dunia dan akhirat bagi Prof dan dokter. Amiin.
 
Terima kasih semuanya atas semua sambutan dan sapaan hangat setiap harinya yang bikin kantukku hilang 
Terima kasih atas semua kerjasama, bantuan dan suppport nya selama ini 
Terima kasih sudah menerimaku dengan sangat baik 
Terima kasih atas semua candaan, tawa, dan air mata
Terima kasih atas semua godaan dan tantangannya
Kita tetap jadi keluarga kan ? 

Meski perpisahan bukan hal yang mudah dan menyenangkan tapi semoga akan menjadi tanda dimulainya awal baru yang jauh lebuh baik. Amin :) 

Jumat, 19 Juni 2020

Harapan yang Membuat Kita Kuat

Jadwal pengumuman penerimaan PPDS Anak FKUI dimajukan, dari yang sebelumnya tanggal 30 Juli 2020 menjadi 7 Juli 2020. Proses pendaftaran yang sudah dimulai sejak Februari 2020, tes demi tes dijalani dengan berbagai tantangannya. Ada satu hal yang saya syukuri, saya sudah mencoba dan sudah berusaha semaksimal yang saya bisa pada saat itu.

Namun ...

Semakin dekat dengan hari pengumuman, walau berusaha santai tetap saja ada ketegangan dan kekhawatiran
Kembali terbayang dan mencoba memikirkan jika A terjadi maka saya harus apa dan bagaimana jika B terjadi, apa yang akan saya lakukan
Karena kita harus jadi manusia yang bersiap-siap kan ?
Buat saya pribadi, akan lebih nyaman jika saya sudah tau apa yang akan dilakukan kemudian step by step nya

Tidak ada yang bisa dilakukan sekarang ini kecuali memperbesar harap, mengecilkan ekspektasi, dan memperbanyak doa
Jika memang harus terjadi dan itu yang terbaik, maka akan terjadi
Tetapi jika memang tidak ditakdirkan terjadi maka tidak akan terjadi, seberapapun kuat dan seberapapun usaha yang dilakukan

Tapi,
Bagaimana jika Allah menginginkan kita berusaha sekali lagi, sekali lagi ?
Darimana kita tahu kapan kita harus stop dan kapan kita harus maju ?
Aaaaaaahhhhh, kembali pikiran-pikiran kompleks itu masuk

Insyallah apapun hasilnya adalah yang terbaik
Walau besar sekali harapan untuk bisa sesuai dengan yang diinginkan
Kadang saya terpikir, apakah yang saya lakukan memang sudah semaksimal itu ?
Apakah yang saya doakan sudah sebanyak itu?
Lalu saya tersadar ...

Walau mungkin usaha saya belum maksimal dihadapan Allah, atau doa saya belum banyak menurut Allah tetapi yang berjuang disini bukan hanya saya pribadi
Ada orang tua
Ada anak
Ada suami
dan banyak pihak lain yang juga ikut terimbas dalam rangka saya memperjuangkan cita-cita ini
Semoga Allah memperhitungkan mahluk-mahluk baik itu
Semoga Allah menilai sebagai hal yang memperberat saya kenapa pantas untuk bisa mencapai cita-cita saya
Amiiiinnnnn .....

Walau sekarang saya belum bisa (read: sanggup) membuat step by step jika yang terjadi adalah terburuk
Perlahan saya akan mencoba menata kembali kehidupan saya
Yang saya yakini dengan pasti saya akan baik-baik saja kan ?
Iya kan ?

Semoga hasil di tanggal 7 Juli 2020 nanti menjadi jawaban atas usaha saya 2 tahun ini dan jawaban atas doa-doa saya juga doa-doa orang lain yang menginginkan saya untuk bisa mencapai cita-cita saya ini.

:)

Sabtu, 06 Juni 2020

Perempuan Diuji dan Laki-laki Diuji

Banyak orang bilang Perempuan diuji ketika suaminya tidak memiliki apa-apa dan Laki-laki diuji ketika punya segalanya 

Ya rasanya gak berlebihan dan cukup tepat menurutku
Karena perempuan itu maunya banyak, mau ini mau itu, dan saat semua keinginannya gak bisa terwujud lumayan kepikiran banget 
Sedangkan laki-laki ego nya tinggi, saat punya segalanya atau minimal pekerjaan yang bagus dan uang yg cukup dia udah ngerasa semua bisa dia lakukan, ego nya semakin tinggi dan yang awalnya gak neko-neko bisa berubah 180 derajat 

Gatau gimana dengan cerita orang lain,
Tapi belakangan ini entah gimana ada hal yang menurutku tidak  biasa dan ada hal yg kurang baik tapi makin muncul 
Semua keadaan sama, Yang berbeda cuma lingkungannya, teman-temannya, dan peluang yang dia punya 

Aku kini pada posisi ku lebih membutuhkan partner
Bukan laki-laki sebagai pencari uang semata walau pasti butuh tapi aku yakin bisa diusahakan bersama
Bukan laki-laki sebagai manajerial atau di rumah saja seperti IRT
Aku butuh partner 
Partner dalam segala hal 

Partner dalam membersamai anak yg juga melihat betapa penting pengasuhan yang Baik dan bisa diajak berdiskusi atas perkembangan anak 
Partner dalam menjaga rumah, karena rumah adalah milin bersama bukan cuma aku si pembantu atau dia si Tuan rumah
Partner dalam mengejar mimpi-mimpi bersama yang bisa dengan jelas menuliskan bagaimana rencana keluarga kita kelak, 5-10tahun kedepan 
Partner bercerita tentang banyak hal, ups and downs tentang yang dikerjakan maupun akan, tentang yang sudah bisa maupun belum 

Selayaknya partner, komunikasi harus lancar bukan hanya satu pihak mencari dan satu pihak tidak merasa penting untuk berkomunikasi 
Selayaknya partner, kebutuhan untuk punya waktu bersama seharusnya ada bukan satu pihak meminta tapi pihak lain tidak merasa butuh bahkan untuk berdiskusi 
Selayaknya partner, semua dibicarakn dan diobrolkan bersama, bukan semua terjadi tiba-tiba dan serba berubah tanpa informasi yang cukup 

Apakah sangat berlebihan? 
Apakah memang bukan begitu hubungan yang baik dalam proses Pernikahan?

Ya, 
Mungkin aku memang masih perlu proses untuk mengerti lebih banyak hal dalam hubungan Pernikahan ini 
Mungkin aku memang masih perlu waktu untuk bisa memperbaiki banyak hal dalam pemikiran ku 
I need my time ...

Tapi satu hal yang aku tau pasti,
El tetap menjadi prioritas ku diatas banyak keinginanku 
El akan tetap aku dahulukan kepentingannya diatas apapun 
El butuh Ibu Yang bahagia bukan Ibu Yang sempurna 
Kebahagiaan el adalah salah satu hal utama dalam kebahagiaanku 

So, let’s make our time 
Akan ku gunakan waktuku untuk berbahagia agar bs membahagiakan el
I love you baby, beyond of everything :) 


Senin, 01 Juni 2020

Lebaran yang Luar Biasa

Setelah 1 bulan lamanya menjalani Ramadhan dengan keadaan yg berbeda (tidak ada tarawih di masjid, dan tidak ada berburu takjil kegemaran)
Finally sampai juga pada hari kemenangan, Idul Fitri alias lebaran

Kita semua menjalani lebaran juga dengan keadaan berbeda.
Meski begitu, sama sekali tidak mengurangi kebahagiaan dan kehangatan lebaran

Ada banyak org yang tidak bisa mudik ke kampung halaman 
Tidak ada saling kunjung yg berlebihan
Bagi beberapa pihak bahkan shalat Ied hanya dirumah 
Walau begitu saya yakin, kita semua masih bergembira menyambut hari raya ini 

Tapi, tau tidak apa yg membahagiakan lagi buat saya ? 
Ada rasa bahagia ketika berhasil mengedukasi orangtua dan kerabat sendiri
Walau seringkali beda paham tapi untuk urusan Covid-19 ini alhamdulilah kita satu suara untuk tetap menerapkan protokol kesehatan
Benar-benar kita lebaran #dirumahaja

Setelah lebaran ini usai ada isu akan dilaksanakannya penerapan “new normal”
Karena selama PSBB yg cukup panjang dan kurang efektif kemarin banyak sekali pihak yg terdampak terutama dalam segi ekonomi Yang juga berbuntut pada ekonomi nasional bahkan global 
Itu lah alasan kenapa harus ada “new normal” yg akan dimulai pada Juni 2020 

New normal 
Ditandai dengan dibukanya beberapa Fasilitas, membolehkan beberapa sektor untuk kembali bekerja di kantor namun dengan syarat2 tertentu 
Ada juga isu akan dibukanya kembali mall dan sekolah-sekolah 

Padahal,
Banyak sekali syarat dari who jika new normal ingin diterapkan dan Indonesia belum bisa memenuhi syarat tersebut
Salah satunya adalah penurunan angka kejadiannya covid 

Entahlah,

Bagi saya jelas tidak masuk akal 
Masuk akal atau tidak toh kita semua tetap harus menerima keputusan pemerintah dan harus get ready 

Untuk urusan sekolah saya dan suami sepakat untuk menunda masuk nya el walau agustus ini usia el seharusnya sudah TK A
Tak apa lah demi kebaikan
Jadi memang harus ada beberapa plan yang disiapkan (read : saya siapkan) 
Karena saya akan kembali bekerja di kantor (karena belum mendapat Pengganti untuk IDAI) dan suami tetap dengan kegiatannya yg justru semakin bertambah 

Oke Baik lah...
Waktunya fokus dan menata kembali hidup dengan berbagai konsekuensi yg ada 
Semoga Allah selalu memberikan jalan dan kekuatan 

By the way bulan ini saya sudah mengikuti seluruh rangkaian tes penerimaan PPDS anak FKUI, insyallah akan saya tuliskan terpisah ya cerita nya.

Bismillah 
Wish me luck ;)

Sabtu, 11 April 2020

Covid-19 Indonesia: Semua berubah

Januari- Februari 2020

Semua masih berjalan normal seperti biasa sampai pada awal Maret kasus orang dengan positif Covid-19 dibuka di media
Awal persebaran tidak diketahui pasti karena banyak sekali penyepele-an diawal kemunculannya.

Saya sendiri masih fokus dengan beberapa hal seperti: mengurus pendaftaran "Menuju FK UI 2020", menyiapkan beberapa berkas yang memang belum saya miliki, termasuk ujian SIMAK tgl 15 Februari di Depok

Sekolah El masih berjalan seperti biasa
Rio masih bekerja bagai quda yang entah untuk apa
Yaa kehidupan normal seperti biasanya.

Maret 2020

Pasien Covid Pertama
Kehidupan mulai berubah karena pasien-pasien Covid-19 terus bertambah dan bertambah
Pemerintah Jakarta khususnya bergerak lebih cepat dibandingkan dengan pusat, tempat kerja termasuk IDAI dan sekolah El mula diliburkan "Work from Home" per tanggal 23 Maret 2020

Kehidupan kami otomatis berubah, saya yang kemudian menjadi 90% ibu RT dengan segala tugas harian yang membuat saya seringkali terjebak dalam rutinitas.
Sesekali saya masih datang ke IDAI karena banyak hal memang tidak mudah dikerjakan di rumah bersama si kecil El yang luar biasa aktif dan harus selalu ditemani bermain
Sebagai dokter saya masih berjaga di RS Amanda namun memang dengan jadwal yang super jarang, seminggu 1x, Maret ini jadwal saya sudah tidak ada

Tambahan lain adalah kami sekeluarga atau sepertinya hanya saya sendiri, mengalami kecemasan.
Entah kecemasan ini nyata atau hanya karena terlalu lama didalam rumah.

Banyak pelatihan dan ujian untuk menyicil syarat pendaftaran FK UI saya dibatalkan
Entah sampai kapan
Beberapa sertifikat dan syarat belum bisa saya penuhi
Saya hanya bisa berpasrah semoga ada jalan keluarnya, semoga ada hal baik dibalik semua penundaan dan pembatalan ini

Per minggu ketiga Maret ini juga saya dan suami bertekad untuk tidak pulang ke rumah Cikarang maupun menginap di rumah orangtua, karena banyak kekhawatiran.
Mengingat kedua pasang orangtua kami memiliki komorbid penyakit sehingga tidak memungkinkan kontak dengan kami, orang-orang berisiko tinggi ini
Kami seutuhnya mematuhi pemerintah.

Beberapa kali sudah mulai dibuka pendaftaran untuk menjadi relawan Tim Medis Covid-19, hati sayapun tergerak, ingin sekali bergabung dan merasa terpanggil.
Tetapi suami dan orangtua tidak mengizinkan, akhirnya sayapun mengalah
Sudah garpu tala dan sepertinya jawaban ayat saya senada 
Bisa apa saya tanpa restu mereka ?
Apa yang saya kejar ?

Akhirnya, saya atas anjuran suami memutuskan untuk menjadi relawan online dengan memberikan kampanye atau kuliah online mengenai Covid-19 juga menerima konsultasi gratis
Dalam 2 minggu sudh ada 2 kuliah online yang saya isi, alhamdulilah
Kegiatan ini bisa saya lakukan dimanapun, bahkan disela-sela memasak
Iya memang harus semencuri waktu seperti itu
Jam tidur saya pun bergeser, karena banyak hal tidak bisa saya kerjakan di siang hari
Jam 2-3 dini hari saya baru bisa selesai dengan "diri saya sendiri"

Aaaaah betapa berharganya "me time" dan kebutuhan aktualisasi diri buat saya ;')
Apakah yang lain juga sama atau saya yang berlebihan ?

Di masa seperti ini saya pun sadar bahwa peran suami dan keberadaan suami sungguh dibutuhkan, karena yang akan menang dalam peperangan apapun bukankah tim dengan kerja sama yang baik?
Sayang, saya belum merasakan itu ...

Tidak menyalahkan suami yang "sibuk" dengan banyak hal yang juga tidak saya mengerti
Terkadang "menerima" adalah pilihan terbaik, karena memang tidak ada yang bisa dilakukan
Walau sesekali el jadi pelampiasan emosi yang meluap-luap karena kelelahan, karena bosan dan karena banyak hal
Maaf itu yang selalu saya ucap, setiap kali berlebihan :(

Selain tugas yang menumpuk
Pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya
Tanggung jawab saya di RS
PR saya bertambah, yaitu bisa mengendalikan diri lebih baik karena saya paham bahwa anak pun dalam kasus ini adalah korban, aktivitas nya berubah, main hanya bisa dirumah, dan belum lagi harus menerima limpahan emosi yang tidak semestinya ...
Astagfirullahalaadziiim
Sungguh egois diri ini :(

April 2020

Bulan ini baru berjalan dua minggu 3 hari kedepan.
Tetapi rasanya berjalan lama sekali, yaaaa saya terjebak dalam rutinitas dan ini membunuh perlahan
Bukan tidak menikmati, tetapi ada hal lain yang rasanya tidak saya dapatkan
Kebebasan berpikir
Rasa bermanfaat untuk banyak orang
Meski bulan ini jadwal jaga saya full sekali di tiap minggunya

Bisnis saya masih belum baik dan bahkan rasanya agak lambat karena banyak pertemuan tiadk bisa dilakukan,
semua melalui online dan hanya bisa pertemuan online
Saya yang lebih kuat dalam pertemuan offline bisa apa ?
Yuk beradaptasi yukkkk, switch please...

Selain itu.....
Cemas
Akan bagaimana kesehatan diri sendiri, anak suami, keluarga dan masa depan kami dan Indonesia kedepan
Karena sampai hari ini pasien terus bertambah begitupun korban jiwa dari kalangan medis maupun umum yang terus bertambah
Sudah ada Kebijakan untuk dilakukaanya PSBB (Pembatasan Sosial Beerskala Besar) untuk pembatasan aktivitas di Jakarta yang sudah kami lakukan memang sejak awal, tetapi untuk banyak pihak diluar memang aturan tegas seperti ini yang dibutuhkan

Himbauan lain yang juga muncul adalah aturan mengenai Ramadhan dan Lebaran yang sebentar lagi akan tiba
Aaaah sungguh terlalu banyak hal yang berubah
Tidak lagi ada tarawih, tidak lagi ada buka bersama, tidak lagi ada saur on the road, tidak lagi ada sholat Ied bahkan.

Banyak hal berubah,
namun selalu ada yang positif yang bisa diambil bukan ?
Lebih menghargai waktu, kebebasan dan kebersamaan
Lebih banyak waktu di rumah dan menghabiskan waktu bersama anak
Lebih banyak waktu untuk melakukan hobi
dan banyal lagi ...


Ya Allah,
Sungguh tidak mampu kami menanggung semua perubahan ini 
Semoga keadaan ini segera membaik
Semoga segera kembali normal dengan keadaan kesehatan, ekonomi, sosial, dan psikologis serta spiritual yang jauh lebih baik
Hanya kebesaran dan keajaiban Allah yang saat ini bisa memperbaiki segalanya

AMIIINNNNNNNNNN

Jumat, 03 Januari 2020

Welcome 2020

2019

Adalah tentang
Perjuangan dan Cita-cita
Kegagalan dan Bertahan
Mencari dan Menemukan
Ditinggalkan dan Mencari
Sabar dan Bergerak
Kekuatan dan Kelemahan

2019

Adalah tentang kesadaran bahwa harus ada yang diubah
kesadaran bahwa harus ada yang diperbaiki
kesadaran bahwa harus jauh lebih banyak belajar lagi
kesadaran bahwa harus lebih banyak aksi bukan hanya tentang konsep

Terima kasih atas segala yang terjadi di 2019
Meski bukan tahun terbaik tetapi banyak hal yang bisa dipelajari
Banyak hal diluar dugaan terjadi
Banyak rezeki yang tidak terduga

Di 2019 saya bertahan di jalan yang saya pilih
Di 2019 saya sudah mencoba untuk merubah nasib
Di 2019 saya sudah berani melangkah maju
Di 2019 saya bisa bersama keluarga dalam keadaan sehat dan sukacita
Di 2019 amanah saya bisa selesai
Di 2019 saya banyak bertemu partner bisnis meski belum bisa satu arah dan satu visi misi
Di 2019 saya jatuh bangun atas pilihan saya
Di 2019 saya belajar untuk lebih menerima dan memaafkan semuanya

Teruntuk diri sendiri, terima kasih ...

Atas semua effort, atas semua usaha, atas semua kesabaran, atas semua yang sudah dilakukan.
Kamu sudah melakukan semua yang kamu bisa
Kamu sudah melakukan semua yang kamu pikir baik
Kamu sudah berusaha untuk selalu menjadi baik
It's great job

Semoga kedepan jauh lebih baik lagi
Semoga kedepan jauh lebih sabar dan kuat
Semoga kedepan jauh lebih solehah dan bersinar
Semoga semua berjalan baik
Semoga tercapai semua resolusi nya
Semoga diberikan kesehatan untuk seluruh anggota keluarga
Semoga diberikan umur yang panjang dan keberkahan di dunia dan di akhirat untuk seluruh anggota keluarga

AMIN

Welcome 2020

I'm ready

:)