Jumat, 09 Februari 2018

Balada Daycare (2)

Daycare lagi ?
Setelah kemarin off dari daycare (seharusnya masa adaptasi el di daycare dilanjut 5-7hari atau sampe el nyaman tapi Ummi putuskan untuk off dulu) akhirnya Ummi mulai hunting2 daycare lain, plus ngobrol sana sini lagi. Hasil hunting ? Nol, susah bgt nyari daycare lebih bagus dari daycare el kemarin. Minimal ada outdoor luas dengan sistem daycare yg sama. 

Hasil ngobrol ? Membuahkan. Alhamdulilah dipertemukan dengan konsulen baik hati yg juga Wonder Woman, dr Reta Siburian Sp.PD. Hasil bincang2 ditengah konsul pasien membuka pemikiran saya dari sudut pandang yang lain, bahwa mungkin Selama ini el memang terlalu ketergantungan dengan saya sehingga sulit untuk bisa beradaptasi dengan orang lain. Bahwa mungkin saya sendiri yang masih belum bisa  berdamai dengan diri saya untuk berbesar hati melibatkan orang lain dalam pengasuhan el sehingga el menjadi anak yg lebih taff dan mandiri.

Well, saya akui, dalam berbagai hal saya memang sangat memanjakan El. Saya sangat ingin menjadi orang utama dalam awal2 kehidupan El. Saya ingin semua hal yang penting bagi el,  saya lah yang berperan didalamnya. Sebegitu sayang dan posesif saya pada EL. Saya tidak keberatan jika el hanya ingin menempel pada saya walaupun memang sangat sangat melelahkan Karena saya pun ibu bekerja. Tapi bagaimana efek untuk el ? Baik atau tidak bagi perkembangan EL ? Apakah bijak keinginan2 saya ini bagi EL kedepannya ? Sama sekali tidak saya pikirkan.

Berkaca pada pengalaman dr Reta dengan dua anak perempuan yang sejak bayi sudah ikut dia berkelana di pedalaman saat bertugas, pun sejak kecil dilatih untuk bisa mandiri dan menerima orang lain untuk bisa lebih beradaptasi. Hingga sekarang, kedua putri kecilnya  menjadi anak-anak yang mandiri meski ibunya harus ada tugas kemana-mana. 

Saya sendiri ? Sulit sekali membayangkan jika suatu hari harus meninggalkan el. Apa el bisa ? Apa el mampu ? Perlahan Iya tapi mungkin sangat berat bagi el. MashaAllah 🙈  padahal bukankah pada akhirnya nanti tugas orang tua hanya mempersiapkan anaknya untuk bisa hidup mandiri ? Tapi di umur EL sekarang apakah tidak terlalu kecil ? Lalu bagaimana jika EL akhirnya lebih dekat dengan orang lain, dibandingkan saya ibunya ? Apakah dengan menitipkan EL di daycare saya masih bisa dibilang ibu yg baik ? Apakah saya sangat kejam dan egois ? 

Banyak pertanyaan-pertanyaan seputar itu berkecamuk dalam pemikiran saya sejak hari konsultasi itu. Tapi saya pun harus bisa logis dan melihat kenyataan yg ada. Bahwa banyak orang tua lain yang malah sudah menitipkan anaknya sejak bayi baik pada daycare maupun pada orang tuanya, atau malah pada ART. Salah ? Tentu tidak, tergantung pada masing2 permasalahan di keluarga itu. Tergantung pada keadaaan keluarga masing-masing. Bisa jadi salah bisa jadi tidak. Karena setiap keluarga memiliki masalah dan keunikannya masing-masing, begitu pula setiap anak dengan karakteristiknya masing-masing. 

Sedangkan kondisi saya sekarang ? 
Seorang dokter, ibu bekerja, yang memang masih harus bekerja karena suatu alasan. Dihadapkan pada pilihan EL yang ikut saya setiap hari (sudah berjalan 1tahun lebih) dan saya benturkan dengan kuman-kuman jahat di rumah sakit. Seakan-akan saya korbankan kesehatan EL, demi bisa dekat dengan saya (EL sudah 2x kena infeksi di RS dan membuat saya sangat merasa bersalah 😭😭😭). Atau EL saya tinggal dengan neneknya dengan resiko kurang terurus karena neneknya pun masih punya urusan sendiri, dan saya (secara langsung ataupun tidak langsung) kembali memberi beban pada orang tua saya dengan menitipkan anak saya, si super aktif. Atau pilihan lain EL saya masukkan di daycare (yang sudah saya seleksi) dengan orang asing tetapi lebih terjamin dalam segi pendidikan karakter dan kemandiriannya. Sedangkan menitipkan el pada ART/babysitter/ mbak  sama sekali tidak masuk dalam pilihan saya. 

Jika jadi saya, pilihan mana yang paling rasional menurut ibu ? 

Dengan menimbang beberapa hal diatas maka saya putuskan untuk berdamai dengan diri saya sendiri dulu. Belajar untuk mulai bisa menerima keadaan dan keterbatasan saya. Bahwa saya bukan wonder woman yang bisa menghandle semua sendiri. Bahwa saya tidak ingin EL selalu jadi korban atas keinginan saya. Lalu, saya putuskan EL untuk coba lagi di daycare. Tetap dengan kelas trial nya karena masih proses adaptasi. Sayapun tidak akan memaksa EL untuk langsung siap dan bisa berpisah dengan saya, pelan-pelan tapi pasti. 

Insyallah ini demi kebaikan El 🔅 

Maka hari ini, EL saya kembali masukkan di daycare, dengan tangisan EL yang super jengkel dan sedih tapi dengan perasaan saya yang jauh lebih tenang dari sebelumnya. Semoga ketenangan ini juga akan bisa menular bagi EL. Amiiin.

We will see sampai sore saat EL saya ambil kembali. And I'm starting to count the time. Bismillah ya Allah, lindungi, jaga dan damaikan hati EL disana.

Ummi really love EL so much and no doubt 🌈


Tidak ada komentar:

Posting Komentar