Senin, 11 September 2017

Membesarkan Anak se-Natural Mungkin

Kita hidup di zaman milenial, super crowded dengan gadget, medsos dan berbagai kemudahan efek kemajuan teknologi yang super cepat, tinggal ketik Amin atau like and share 

Kita hidup di zaman anak TK sudah bisa main YouTube, bebas klik apapun yg dia 'suka' entah sebetulnya yang dia buka sudah pantas ditonton atau belum.

Kita hidup di zaman anak SD punya hape canggih seri terbaru, bebas buka situs dan media apapun. Bebas berkomentar seakan-akan netizen cukup umur. 

Kita hidup di zaman anak SMP dan SMA bebas curhat plus dapet 'tempat' di medsos, tinggal chat, tinggal curhat lalu nyaman, padahal kenal pun enggak. Sedangkan di rumah, mamaknya ngomong dicuekin πŸ˜…

Kita hidup di zaman netizen 'kuliah' umum di medsos dan mbak Google, bebas baca berita apapun dari sumber manapun, semua dipercaya sebagai sumber kebenaran yang hakiki, merasa mengetahui segala hal mendalam dan merasa sudah berhak untuk mengomentari apapun padahal itu diluar kapasitasnya.

Kita hidup di zaman penuh dengan penghakiman lewat media masa, semua bebas dan kelewat bebas untuk mencaci maki, menghina dan menghancurkan figur seseorang semudah makan kacang goreng.

Ah, sungguh saya takut ...
Bagaimana nanti 5 atau 10 tahun lagi, apakah akan lebih ngeri dari ini ?
Atau akankah semua lebih baik ?

Berkaca dari ke parno-an saya melihat fenomena sosial di masyarakat sekarang, disamping memang banyak efek buruk dari Gadget yang digunakan berlebihan dan bila tidak diimbangi dengan (belum ada) kematangan fungsi sosial emosional, Sejak el lahir saya komit untuk tidak mengenalkan gadget sebagai bahan reekreasi apalagi nonton video atau Tv bareng. Big no ! Emang sih saya pun jadi harus banyak berkorban Karena jadi sangat jarang pegang hape. Kalaupun sangat mendesak sekali ya menjauh dari el atau tunggu el tidur. Pengen banget nonton Tv untuk nonton film atau sinetron ya tunggu el tidur πŸ˜… btw udah setahun lebih loh saya gak injek kaki di bioskop, padahal dulu sehari bs nonton 2/3 film, but it's oke ☺️

Saya sama sekali tidak sanggup dan tidak ingin EL menjadi bagian dari lingkaran bangun tidur-gadget-tidur lagi. Lingkaran dimana anak menjadi betah dirumah tapi jiwa dan pikirannya dimana-mana. Lingkaran dimana anak terlihat 'baik' dirumah tapi ternyata tindakannya jauh diluar. Lingkaran dimana anak terlihat 'kalem' di rumah tapi 'liar' diluar.
Nauszubillahiminzalik πŸ˜”

Saya sama sekali tidak sanggup dan tidak ingin EL melek teknologi mutakhir tapi sama sekali gak paham siapa dia, siapa Tuhannya, apa kewajibannya sebagai makhluk. 

Terlebih usia EL sekarang yang masih 1tahun, bisa bicarapun belum, memang belum ada manfaatnya untuk nonton TV, nonton YouTube, dan lain-lain. El masih membutuhkan banyak sentuhan fisik untuk memaksimalkan semua fungai indera dan alat geraknya. Tulang dan ototnya akan semakin kuat jika dia banyak bergerak aktif. Indera nya akan semakin terasah jika semakin banyak menyentuh benda-benda, melihat banyak hal, mendengar dan mencium. Itu semua tidak bisa didapat Dari hape ataupun televisi.

Akan lebih baik jika anak main pasir, batu-batuan, lihat tanaman, warna-warni plus wangi bunga, lihat ayam, kucing, kambing dan semuanya yang mungkin susah didapat lagi di kota besar. Itu semua akan memperkaya jelajah sensori dan mengasah kepekaaan panca Indra anak. Kotor ? Bau matahari ? Pasti. Tapi proses pembelajaran yang anak dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan kotor dan bau nya yg bisa hilang dg cuci tangan atau mandi. Toh anak kita memang butuh Mikroba agar tubuhnya bisa membentuk pertahanan diri secara alami bukan antibiotik. So, selama anak sehat, silahkan saja πŸ˜‡☺️

Anak yang terlanjur freak gadget, dia akan cenderung lebih kurang gerak Karena lebih asik nonton video. Anakpun akan cenderung kurang aktif bicara dan berinteraksi saking asiknya menatap layar dengan segala warna warninya. Malah banyak anak yang sama sekali tidak mau main diluar Karena tentu lebih nyaman di dalam rumah nonton tv sambil tiduran. Bagaimana dengan kematangan emosinya ? Tentu lebih tidak stabil Karena jarang berinteraksi sosial dengan banyak orang. Padahal anak belajar mengenal emosi ya dengan diajak bicara, dan berinteraksi dengan banyak orang. Bagaimana dengan kesehatan matanya ? Tentu juga tidak baik.

Selain itu banyak studi menyebutkan justru paparan screenplay yang berlebihan pada anak umur 2 tahun justru memberikan efek buruk seperti speech delay atau keterlembatan bicara dan gangguan perkembangan emosi. Tentu gangguan tersebut akan berpengaruh hingga si anak besar ataupun mempengaruhi seperti apa dia dimasa depan. Kasih an kan ? 

Toh zaman Orang tua kita kecil juga belum ada Gadget tapi mereka sanggup membesarkan 3,5 sampai 10 anak tanpa bantuan ART pula

Toh zaman BJ Habibie kecil pun belum booming YouTube dan semacamnya tapi lihat Pak Habibie ? Pintar dan hebat jadi panutan banyak orang :)

Pernah suatu hari saya membaca artikel tentang bagaimana pemilik Apple Bill Gates membesarkan anak-anak nya. Bill Gates dan Istri nya tidak mengizinkan anak-anak mereka memiliki gadget bahkan mereka diSekolahkan di sekolah yang tidak memiliki fasilitas komputer. Anak-anak nya toh tumbuh menjadi anak yang cerdas, Aktif dan sehat. Bagaimana dengan kita ? 😭✌🏻

Sungguh kita sebagai orang tua sudah seharusnya sebijak mungkin dalam membersamai anak, memilah milih mana yang baik dan tidak
Tanpa mengecilkan buibu atau Pak bapak yang mengenalkan teknologi sejak dini pada anak, yang saya yakin dengan banyak pertimbangan pula
Tidak perlu saling menjudge ☺️

Yang perlu kita renungkan adalah,

Banyak hal yang tidak diperlukan anak justru kita berbondong-bondong memberikan nya, seperti memperkenalkan gadget dini. Apa kah betul anak kita membutuhkan itu ? Atau justru itu sebetulnya kebutuhan kita sendiri ? 

Mari kita kembalikan anak ke fitrahnya dimana dunia anak adalah dunia main yang menyenangkan, bebas berlari kesana kemari, membuat banyak percobaaan mini dengan banyak hal yang dia temuii, mengembangkan imajinasi positif dengan banyak berinteraksi dengan alam serta lingkungan sekitarnya.

Mari kita men besar kan anak-anak kita senatural mungkin ;) yang natural lebih baik kan ? 

πŸ’•


Tidak ada komentar:

Posting Komentar