Kamis, 31 Mei 2012

Keluarga Biasa

Pengalaman sepanjang satu bulan stase Syaraf terseru tuh ya kemarin, waktu nasi kotak dokter pembimbing saya, dr.Ahmad Tanji Sp.S tertinggal di poli. Niatnya sih mau basa-basi biasa untuk mau nganter ke rumah beliau, eh ternyata jawaban beliau iya, begini isi smsnya :

"Ass dok, ini konsumsinya masih ada di poli, mau saya antar atau gimana dok ?"
"Oiya, betul kelupaan to? Kamu mau antar ke rumah ? Sudah tau rumah saya? Ada kendaraan?" jawab dokter 
"Saya ada kendaraan sih dok, nanti bisa saya antarkan. Saya sama dila soalnya dila yang tau jalan dok, hehehe. Gimana dok ?"
"Ya boleh"
"Iya dok, ini saya langsung kesana sekarang..."

Kalau cuma baca sih, sms itu sepertinya biasa. Tapi nyatanya gak biasa. Saya sama dila heboh sendiri di parkiran, kenapa harus minta diantarkan ke rumah, kenapa gak beli aja atau minta dimasakin istri beliau karena mengingat harga nasi kotak mungkin tidak ada harganya bagi beliau tapi kenapa harus begitu keadaannya, atau kenapa beliau harus bilang iya padahal rumah beliau cukup jauh jaraknya dari RS dan lalu lintas di Purbalingga cukup keras untuk perempuan seperti kami, terbukti angka kecelakan lalu lintas disini cukup tinggi, hwawaaaaa!! Kehebohan itu terus berlanjut sepanjang jalan, hingga akhirnya kami tiba di rumah bercat putih yang cukup besar di pinggir jalan yang ramai. Di paling depan terdapat plang nama praktek dokter yang tertulis nama beliau, ya ini rumahnya.

Setelah kami masuk, disamping rumah utama masih ada tempat yang disisakan untuk tempat kios kaos-kaos sablon yang ditunggui oleh pegawai beliau dan kami dipersilahkan untuk menunggu. Tidak sampai 5 menit, pintu utama dibuka dan keluarlah sosok laki-laki setengah baya, kebapakan, mengenakan baju putih, wajahnya sangat ramah, itu adalah dokter saya.

"Eh, udah sampai, ayo masuk-masuk. Duduk yaaaa .." ucap beliau ramah.

Kami masuk dengan malu-malu dan dipersilahkan duduk di ruang tamu yang kesannya serba putih itu. Kami semakin bingung dan tidak enakan, karena selama dijalan kami sudah merancang rencana jika kami dipersilahkan masuk akan bagaimana, dan jika tidak akan bagaimana. Ternyata kami dipersilahkan masuk, yap plan A berjalan satu step :)

Disana saya mellihat sisi lain dari dokter pembimbing saya. Biasanya di RS, meskipun terlihat sangat baik tetapi jiwa kebapakkannya tidak sekuat sekarang. Sekarang, dihadapan saya ada bapak beserta ibu dan anak terkecilnya yang bercerita tentang semuanya. Tentang anak-anak mereka satu per satu, tentang kebiasaan bapak, tentang kepandaian putri bungsunya, tentang teman-teman dan beberapa dibumbui nasehat. Sekarang saya mengerti mengapa dokter meminta saya untuk mengantarkan nasi kotak itu. Sama sekali bukan karena nasi kotaknya, apalagi setelah tau kebiasaan baak yang tidak banyak makan. Tapi silaturahmi yang hanyat ini . Di luar rencana, kami sudah merencanakan untuk pulang pada 1 jam pertama, tapi ternyata kami bertahan hingga 1 jam ketiga. Artinya kami sudah mengobrol kesana kemari bersama keluarga dokter yang semakin terlihat bijaksana itu selama 3 jam. Tidak terlihat sama sekali bahwa beliau adalah dokter spesialis laris manis, yang setiap hari dikejar-kejar pasiennya sampai ada ibu yang menangis pagi-pagi karena ingin diperksa oleh beliau. Pernah juga ada bapak-bapak yang marah karena tidak bisa bertemu beliau karena sudah diluar jam, dan sebagainya.

Aaahhh, kunjungan silaturahmi dadakan ini membuat saya semakin mengagumi dokter spesialis saraf satu ini. Tidak hanya di RS beliau menjadi panutan, di keluarganya pun begitu. Cari cara beliau menghadapi keluarganya terlihat sekali bahwa beliau adalah bapak yang bijaksana dan menjadi dambaan keluarga. Obrolan kami serba seru, disana sini pasti ada gelak tawa, tidak hanya Bapak Tanji, ibu Tanji juga sangat ramah dan menerima kami seperti anaknya sendiri karena ternyata umur anak pertama dan keduanya tidak jauh berbeda dengan kami.

Semoga silaturahmi ini tidak terputus ya pak, bu, meski hari minggu ini adalah akhir dari stase saraf saya sebelum saya memasuki stase-stase yang lain. Terima kasih atas bimbingannya selama ini, semoga bapak, ibu sekeluarga selalu mendapat ridho Allah SWT, amiiiin :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar