Selasa, 14 Juni 2011

Sakit itu Titik Nol

Sakit kepala, pusing, nyut-nyutan, pilek, batuk, mampet, nyeri rahang, mata perih, bengkak, serba salah mau tidur atau mau bangun -____-  ah, sakit itu emang titik nol. Titik kelemahan kita sebagai mahluk. Titik dimana kita sadar bahwa nikmat sehat itu sungguh berharga. Titik dimana kita sadar bahwa mungkin selama ini sehat yang indah itu tidak pernah kita syukuri. Astagfirullahalaziiiim. Semoga aku, walaupun sekarang sakit, termasuk orang-orang yang selalu bersyukur dan melek nikmat. Tau dan sadar, bahwa sungguh setiap detiknya adalah nikmat yang tidak pernah terganti :')

Tapi yaudah sakit itu bukan untuk disesali dan disalahkan. sakit itu juga bahkan nikmat dari Allah, tanpa sakit tidak akan ada yang namanya sehat, tanpa sakit tidak akan ada yang menghargai tidak sakit :') dan ketika sakit, Allah pun telah memperhitungkan segalanya dengan detail, termasuk kemampuan dan keadaan si sakit. Aku yang udah lagi minggu ujian gini, dikasih sakit yang gak terlalu kronis jadi Allah masih mau lihat aku belajar dan aktivitas seperti biasa. Aku masih disuruh untuk tetap berdoa dan berusaha maksimal. Aku masih disuruh untuk mengerjakan banyak hal besar.Terima kasih untuk sakit ini Allah :') Aku cuma berharap semoga dengan sakit yang bukan apa-apa ini dosa-dosa aku terkikis, terus ujian aku sukses semua. Amiiiiin....

Udah sakit, sedih juga, aku baru tau tentang kekuasaan setelah sekarang ngejalanin sendiri yang bener-bener kerasa. Kekuasaan itu emang ada baik ada buruknya ya. Baiknya, kekuasan itu ladang amal untuk bisa berdedikasi lebih untuk banyak orang, kekuasaan itu ladang pahala untuk bisa membawa kekuasaan itu dengan jujur dan ikhlas. Karena menurutku, ketika kita punya pemikiran atau keinginan untuk membangun atau merubah suatu sistem, akan mustahil dilakukan jika kita ada diluar sistem itu sendiri. Percuma dong, cuma jadi tukang kritik atau jadi penonton aja. Alangkah lebih baik jika pemikiran hebat itu langsung dituangkan dengan masuk ke dalam sistem dan berkaryalah, dan tempat yang strategis untuk membuat perubahan itu adalah kekuasaan :) Tapi buruknya, kekuasaan itu bikin lupa daratan, bikin lupa sama hal-hal kecil karena jadi gak penting lagi dan yang paling parah jadi lupa aku. Kayanya jadi istri presiden gak gini gini amat lah ya -.- Atau mungkin kaya gini, tapi gak diceritain aja ? HIhii, Who knows :) Jadi mikir-mikir lagi nih gimana kelanjutan cita-cita pengen jadi istri presiden, takut gak kuat. Sekarang aja, rasanya udah harus ngelus dada terus, dicuekin, ditinggalin, dilupain, dikesampingin, sedih banget :') Entar lagi kao udah jadi istri presiden gak bisa dimanjain, gak bisa ditemenin kemana-mana, gak bisa diajak masak bareng, gak bisa dianter ke dokter, gak bisa dibikinin susu, ahhhh berat banget kayanya ya. Tuhan, kalo jadi istri presiden itu masih baik buat aku, aku pasrah deh, aku masih mau tapi gak mau dicuekin pokonya :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar